7 Stasiun Swasta Ancam Boikot Piala Thomas & Uber

7 Stasiun Swasta Ancam Boikot Piala Thomas & Uber

- Sport
Rabu, 28 Apr 2004 22:25 WIB
Jakarta - Tujuh stasiun televisi swasta nasional plus Televisi Republik Indonesia (TVRI) mengancam akan memboikot peliputan kejuaraan bulutangkis beregu Piala Thomas dan Piala Uber di Jakarta 7-16 Mei mendatang.Ketujuh stasiun tv swasta tersebut adalah RCTI, SCTV, Indosiar, TPI, Anteve, TV7, dan Lativi. Perwakilan masing-masing telah membuat dan melayangkan surat pernyataan bersama yang ditujukan kepada Ketua Umum KONI Pusat Agum Gumelar yang berisi protes atas keterbatasan akses pemberitaan.Mereka merasa keberatan dengan beberapa peraturan yang diterapkan Trans TV selaku pemegang hak siar kejuaraan tersebut. Peraturan tersebut di antaranya melarang semua broadcaster non-pemegang hak siar mengambil gambar atau suara di dalam stadion (Istora) selama pertandingan berlangsung.Mereka juga tidak diperkenankan melakukan peliputan langsung pada saat upacara pembukaan sampai kamp latihan. Satu-satunya tempat yang bisa di-cover oleh para broadcaster itu adalah media center.Ketujuh tv swasta tersebut baru bisa mengambil gambar ketika pertandingan tersisa 2-3 poin lagi. Itupun tidak dengan kameranya sendiri melainkan me-relay dari Trans TV melalui VCR masing-masing.Produser Metro Sport dari Metro TV, Boy Noya, mengeluhkan ketatnya peraturan tersebut. “Kalaupun kami tidak punya akses meliput, setidaknya kami perlu diberi akses untuk pemberitaan. Durasi tidak lama tidak apa-apa, asalkan dengan kamera sendiri,” ujarnya saat dihubungi detikcom, Rabu (28/4/2004).Boy memahami eksklusivitas pemegang hak siar event tertentu, tapi ia merasa kebijakan kali ini tidak populer di kalangan dunia broadcasting setempat dan tidak lazim. Ia mencontohkan, pada kejuaraan Liga Champions Asia yang diadakan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) beberapa waktu lalu di Makassar, para broadcaster lokal tetap bisa melakukan peliputan di dalam stadion.Keberatan Boy diamini Maulvi Mahrizal, produser Sport7 dari TV7. Ia ingin agar stasiun-stasiun tv yang lain tetap diberi tempat di dalam arena untuk melakukan peliputan, meskipun tidak harus dari pinggir lapangan. Intinya, kru mereka tetap diperkenankan masuk ke dalam Istora.“Dulu Anteve juga pernah memegang hak siar Piala Thomas 1994, tapi tidak ada pembatasan-pembatasan seketat ini,” tukas Maulvi. Baik Boy maupun Maulvi juga mengingatkan bahwa kejuaraan Piala Thomas dan Piala Uber ini menyangkut kepentingan nasiona karena bertaraf internasional. “Semestinya kita bisa saling mendukung dalam mensosialisasikan event ini. Kalau tidak, nanti tidak ada gaungnya. Toh kami hanya meminta akses pemberitaan, bukannya ingin mengambil gambar sepanjang pertandingan,” tambah Boy.Ancaman boikot itu rencananya akan dimulai besok, Kamis (29/4/2004), saat panitia penyelenggara bermaksud menggelar konferensi pers di Istora. Kedelapan stasiun tv di atas berniat tidak akan menghadiri acara tersebut. (a2s/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads