Veven: Trans TV Berhak Atur Peliputan Piala Thomas-Uber
Kamis, 29 Apr 2004 14:02 WIB
Jakarta - Hak penyiaran Piala Thomas-Uber yang dikuasai Trans TV mengundang reaksi keras dari televisi swasta lain. Karena, mereka dinilai membuat aturan yang ketat mengenai peliputan kejuaraan tersebut. Namun menurut pengamat penyiaran Veven S.P. Wardhana, selaku pemegang hak siar, Trans TV berhak membuat aturan peliputan Piala Thomas-Uber.“Saya kira itu hak Trans TV untuk membuat aturan mengenai peliputan Piala Thomas – Uber. Mereka punya hak penyiaran. Mereka telah membayar untuk mendapatkan hak tersebut. Lagi pula, mereka tidak membatasi peliputan kejuaraan tersebut. Jadi ini murni bisnis penyiaran,” jelas Veven saat berbincang-bincang dengan detikcom, Kamis (29/4/2004). Apalagi, lanjut Veven, Trans TV juga sudah memberikan kemudahan kepada para stasiun televisi untuk meliput jalannya pertandingan Piala Thomas –Uber. Fasilitas pemberitaan juga sangat mendukung. “Kurang apa sih. Mereka sudah diizinkan merekam sebagian jalannya pertandingan. Gratis lagi. Coba kalau even itu digelar di luar negeri, mereka akan disuruh bayar untuk mendapatkan gambar pertandingan,” kata Veven lagi.Veven menghimbau para stasiun televisi swasta lainnya memahami hak penyiaran yang dimiliki Trans TV. Lagi pula Trans TV tidak membatasi peliputan kejuaraan tersebut. Veven yakin stasiun-stasiun televisi tersebut akan melakukan tindakan yang sama jika menjadi pemegang hak siar.“Mereka pasti akan melakukan hal serupa. Saat ini pun mereka mempunyai hak penyiaran atas satu atau dua pertandingan olahraga. Contohnya RCTI yang memegang hak siar piala Eropa, dan SCTV yang memegang hak siar piala Dunia. Mereka seharusnya memahami hal tersebut,” tegas Veven.Seperti diketahui, pada pelaksanaan Piala Thomas-Uber mendatang Trans TV selaku pemegang hak siar membuat beberapa peraturan kepada semua peliput kejuaraan tersebut, termasuk stasiun televisi swasta. Kebijakan tersebut antara lain melarang semua broadcaster non-pemegang hak siar melakukan peliputan dengan kamera sendiri di semua venue turnamen kecuali di media center. Pengambilan gambar hanya diperbolehkan setelah pertandingan tersisa 2-3 poin, itupun dengan me-relay-nya dari rekaman Trans TV dengan VCR masing-masing.Menurut Direktur Pemberitaan Trans TV Riza Primadi, peraturan yang dikeluarkan Trans TV mengacu pada aturan yang dikeluarkan Federasi Badminton Internasional (IBF) selaku penyelenggara event. Menurutnya Trans TV tidak mungkin mengubahnya atau sekadar melonggarkannya karena punya dampak tertentu.Tapi hal itu ditentang oleh stasiun-stasiun non pemegang hak siar pertandingan Piala Thomas-Uber. Mereka yang menyatakan boikot adalah RCTI, SCTV, Metro TV, Lativi, antv, TV-7 , TPI dan TVRI. (wan/)