10 Kejutan Terbesar dari Wimbledon 2013

10 Kejutan Terbesar dari Wimbledon 2013

- Sport
Senin, 08 Jul 2013 13:45 WIB
10 Kejutan Terbesar dari Wimbledon 2013
AFP/Tom Lovelock
Jakarta -

10. Kirsten Flipkens Sampai ke Semifinal

AFP/Ben Stansall
Kirsten Flipkens memang berada di peringkat 20 besar dalam peringkat WTA. Tetapi capaian petenis Belgia itu tetap dinilai sebagai sebuah kejutan di Wimbledon.

Dalam lajunya menembus babak empat besar, Flipkens berhasil menyingkirkan unggulan delapan Petra Kvitova di perempatfinal.

Mengecualikan kekalahannya atas Marion Bartoli di semifinal, Flipkens bahkan cuma kehilangan satu set yakni ketika berhadapan dengan Kvitova.

Hasil ini dinilai mengejutkan karena Flipkens sejatinya tidak mencatatkan sukses signifikan di ajang-ajang sebelum Wimbledon 2013.

9. Petenis AS Tampil Mengecewakan

AFP/Glyn Kirk
Di sektor tunggal pria, seluruh petenis AS sudah tersapu bersih sebelum babak ketiga. Tommy Haas, yang berkewarganegaraan ganda yakni Jerman dan AS, mencapai babak keempat. Namun, cuma sejauh itulah langkahnya.

Di sektor tunggal putri, Serena Williams secara mengejutkan disingkirkan Sabine Lisicki di babak keempat. Asa kemudian tertumpu kepada Sloane Stephens yang lantas menyusul tersingkir di perempatfinal usai kalah dari Marion Bartoli.

Namun demikian, laju Stephens sampai ke perempatfinal itu sendiri dinilai tidak terlalu mengesankan karena sebelum menghadapi Bartoli ia tak menghadapi lawan-lawan tanguh.

Kendatipun ada pasangan ganda putra Bob Bryan/Mike Bryan yang jadi juara, capaian para petenis AS di sektor tunggal putra dan putri terbilang mengeutkan karena biasanya mereka tampil lebih baik dari hasil kali ini.

8. Pengunduran Diri dan Retirement

AFP/Ben Stansall
Di sebuah turnamen, tidaklah asing untuk melihat adanya petenis yang mengundurkan diri akibat kendala cedera.

Yang menarik, di Wimbledon kali ini hal itu menimpa sederet petenis top di babak-babak awal. Sebut saja Victoria Azarenka, John Isner, Radek Stepanek, Steve Darcis, Marin Cilic, dan Michael Llodra yang memutuskan mundur demi mengharapkan kondisinya tidak jadi semakin buruk dan segera membaik.

Banyaknya petenis yang cedera dan mengalami masalah di aspek fisik seperti itu memang amat memungkinkan, tetapi tetap terbilang cukup mengejutkan.

7. Marion Bartoli Sabet Gelar Juara dengan Gaya

Getty Images/Julian Finney
Mengawali Wimbledon sebagai petenis putri peringkat 15, Bartoli justru sukses mengakhiri turnamen itu sebagai juara.

Yang luar biasa, petenis Prancis tersebut meraih gelar juara tanpa kehilangan satu set pun. Ini merupakan gelar Grand Slam pertama untuk Bartoli yang sebelumnya baru satu kali sampai ke final ajang tersebut--di Wimbledon 2007.

Kendatipun tiga lawan terakhirnya "cuma" Sloane Stephens, Kirsten Flipkens dan Sabine Lisicki, Bartoli tetap jadi kejutan dan menuai pujian karena ia melaju dengan amat meyakinkan.

Keberhasilan Bartoli tampil jadi juara juga membuat peringkatnya melonjak. Ia kini ada di posisi tujuh perigkat WTA, menyamai peringkat terbaik dalam kariernya sejauh ini yang mana ia capai pada 30 Januari 2012 lalu.

6. Serena Williams Kandas Dini

AFP/Carl Court
Kalah di babak keempat ajang sebesar Grand Slam lazimnya bukan sebuah capaian yang buruk-buruk amat. Tetapi untuk petenis seperti Serena, itu justru hasil terburuknya tahun ini.

Petenis putri dengan koleksi 16 gelar Grand Slam itu, termasuk Wimbledon tahun lalu, tersingkir di babak empat usai kalah dari Sabine Lisicki. Kekalahan ini sekaligus mengakhiri rentetan 34 pertandingan tak terkalahkan Serena.

Hasil tersebut membuat Serena kehilangan banyak poin meski masih berhak menyandang posisi teratas dalam peringkat WTA. Kekalahan juga membuatnya gagal menambah gelar juaranya di Wimbledon yang mana kini berjumlah lima buah.

5. Jerzy Janowicz Unjuk Gigi

Getty Images/Julian Finney
Digadang-gadang sebagai salah satu petenis dengan talenta cukup besar, Janowicz berhasil mencapai semifinal di Wimbledon 2013. Ini merupakan capaian terbaik petenis Polandia berusia 22 tahun itu di ajang Grand Slam.

Sebelum akhirnya tersingkir di tangan Andy Murray, yang akhirnya jadi juara, Janowicz cuma kehilangan set dari Juergen Melzer yang dihadapinya di babak empat. Selebihnya Janowicz tampil lugas dan apik.

Hasil ini terbilang mengejutkan karena Janowicz sebenarnya baru mulai mengikuti pro tour selama sekitar setahun lebih.

4. Sabine Lisicki Tembus Final

Getty Images/Mike Hewitt
Lisicki, yang juga dikenal sebagai pembunuh raksasa di Wimbledon, selalu tampil baik. Namun, ia tidak pernah tampil sebaik di edisi kali ini.

Petenis asal Jerman tersebut tiba di Wimbledon tidak dengan modal rangkaian kesuksesan di ajang-ajang sebelumnya. Namun, ia tetap tampil apik, secara khusus ketika menyingkirkan Serena Williams di babak empat.

Berhasil sampai ke final Wimbledon, partai puncak pertama untuk Lisicki di ajang Grand Slam, membuatnya kini naik ke peringkat 18 dari sebelumnya berada di posisi 24.

3. Andy Murray Hantam Novak Djokovic di Final

Getty Images/Julian Finney
Keberhasilan Murray menjuarai Wimbledon sudah ditunggu-tunggu publik tuan rumah. Petenis asal Skotlandia itupun menjadi orang Inggris Raya yang kembali bisa jadi kampiun di Wimbledon setelah 77 tahun berlalu.

Yang luar biasa, Murray meraih gelar di edisi kali ini dengan kemenangan tiga set langsung dari petenis unggulan satu Novak Djokovic. Ini cukup mengejutkan karena Murray melakoni dua partai sebelumnya dengan kehilangan set.

Ketika menghadapi Fernando Verdasco di perempatfinal, Murray harus tertinggal dua set lebih dulu. Saat melawan Jerzy Janowicz di semifinal pun petenis peringkat dua dunia itu harus tertinggal di set awal sebelum akhirnya mengejar.

Untuk Murray, ini merupakan gelar Grand Slam keduanya, setelah meraih yang pertama di AS Terbuka 2012 lalu. Saat itu ia juga mengalahkan Djokovic di final.

2. Rafael Nadal Langsung Kandas

AFP/Tom Lovelock
Nadal kali pertama menjuarai Wimbledon pada tahun 2008, tetapi kemudian mundur dari turnamen setahun setelahnya karena cedera.

Gelar juara lalu ia raih lagi pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 Nadal sukses menembus final Wimbledon. Sejak itu Nadal belum bisa lagi meraih hasil bagus di ajang tersebut.

Tahun lalu Nadal kalah dari Lukas Rosol di babak kedua dan banyak yang menyebutnya sebagai kejutan terbesar di dunia tenis, atau setidaknya di karier petenis Spanyol itu.

Akan tetapi, tahun ini Nadal malah sudah kalah dari Steve Darcis, yang saat itu bahkan punya peringkat lebih buruk Rosol, dengan tiga set langsung.

Sebagai sedikit pembelaan terhadap Nadal, hasil tersebut boleh jadi turut dipengaruhi oleh cedera lututnya kendatipun tidak ada yang menduga mengingat di Prancis Terbuka lalu ia berhasil tampil jadi jawara.

1. Roger Federer Kalah di Babak Kedua

AFP/Tom Lovelock
Seperti halnya Serena Williams di sektor tunggal putri, Federer merupakan juara bertahan setelah memenangi Wimbledon tahun lalu.

Federer memulai usahanya mempertahankan gelar dengan baik usai menang tiga set langsung di partai babak pertama. Lalu tibalah kejutan di babak kedua.

Berhadapan dengan Sergiy Stakhosky, Federer mampu mengambil set pertama meski kemudian justru lebih didominasi oleh lawannya yang berhasil bangkit dan menang setelah merebut tiga set berikutnya.

Hasil itu semakin terasa mengejutkan mengingat reputasi Federer sebagai peraih gelar juara terbanyak di Wimbledon dalam Open Era--bersama-sama Pete Sampras dengan tujuh titel.

Hasil di Wimbledon 2013 ini juga membuat Federer harus rela turun peringkat. Ia kini menghuni posisi lima peringkat ATP, setelah sebelumnya menempati tangga nomor tiga.

Halaman 2 dari 11
Kirsten Flipkens memang berada di peringkat 20 besar dalam peringkat WTA. Tetapi capaian petenis Belgia itu tetap dinilai sebagai sebuah kejutan di Wimbledon.

Dalam lajunya menembus babak empat besar, Flipkens berhasil menyingkirkan unggulan delapan Petra Kvitova di perempatfinal.

Mengecualikan kekalahannya atas Marion Bartoli di semifinal, Flipkens bahkan cuma kehilangan satu set yakni ketika berhadapan dengan Kvitova.

Hasil ini dinilai mengejutkan karena Flipkens sejatinya tidak mencatatkan sukses signifikan di ajang-ajang sebelum Wimbledon 2013.

Di sektor tunggal pria, seluruh petenis AS sudah tersapu bersih sebelum babak ketiga. Tommy Haas, yang berkewarganegaraan ganda yakni Jerman dan AS, mencapai babak keempat. Namun, cuma sejauh itulah langkahnya.

Di sektor tunggal putri, Serena Williams secara mengejutkan disingkirkan Sabine Lisicki di babak keempat. Asa kemudian tertumpu kepada Sloane Stephens yang lantas menyusul tersingkir di perempatfinal usai kalah dari Marion Bartoli.

Namun demikian, laju Stephens sampai ke perempatfinal itu sendiri dinilai tidak terlalu mengesankan karena sebelum menghadapi Bartoli ia tak menghadapi lawan-lawan tanguh.

Kendatipun ada pasangan ganda putra Bob Bryan/Mike Bryan yang jadi juara, capaian para petenis AS di sektor tunggal putra dan putri terbilang mengeutkan karena biasanya mereka tampil lebih baik dari hasil kali ini.

Di sebuah turnamen, tidaklah asing untuk melihat adanya petenis yang mengundurkan diri akibat kendala cedera.

Yang menarik, di Wimbledon kali ini hal itu menimpa sederet petenis top di babak-babak awal. Sebut saja Victoria Azarenka, John Isner, Radek Stepanek, Steve Darcis, Marin Cilic, dan Michael Llodra yang memutuskan mundur demi mengharapkan kondisinya tidak jadi semakin buruk dan segera membaik.

Banyaknya petenis yang cedera dan mengalami masalah di aspek fisik seperti itu memang amat memungkinkan, tetapi tetap terbilang cukup mengejutkan.

Mengawali Wimbledon sebagai petenis putri peringkat 15, Bartoli justru sukses mengakhiri turnamen itu sebagai juara.

Yang luar biasa, petenis Prancis tersebut meraih gelar juara tanpa kehilangan satu set pun. Ini merupakan gelar Grand Slam pertama untuk Bartoli yang sebelumnya baru satu kali sampai ke final ajang tersebut--di Wimbledon 2007.

Kendatipun tiga lawan terakhirnya "cuma" Sloane Stephens, Kirsten Flipkens dan Sabine Lisicki, Bartoli tetap jadi kejutan dan menuai pujian karena ia melaju dengan amat meyakinkan.

Keberhasilan Bartoli tampil jadi juara juga membuat peringkatnya melonjak. Ia kini ada di posisi tujuh perigkat WTA, menyamai peringkat terbaik dalam kariernya sejauh ini yang mana ia capai pada 30 Januari 2012 lalu.

Kalah di babak keempat ajang sebesar Grand Slam lazimnya bukan sebuah capaian yang buruk-buruk amat. Tetapi untuk petenis seperti Serena, itu justru hasil terburuknya tahun ini.

Petenis putri dengan koleksi 16 gelar Grand Slam itu, termasuk Wimbledon tahun lalu, tersingkir di babak empat usai kalah dari Sabine Lisicki. Kekalahan ini sekaligus mengakhiri rentetan 34 pertandingan tak terkalahkan Serena.

Hasil tersebut membuat Serena kehilangan banyak poin meski masih berhak menyandang posisi teratas dalam peringkat WTA. Kekalahan juga membuatnya gagal menambah gelar juaranya di Wimbledon yang mana kini berjumlah lima buah.

Digadang-gadang sebagai salah satu petenis dengan talenta cukup besar, Janowicz berhasil mencapai semifinal di Wimbledon 2013. Ini merupakan capaian terbaik petenis Polandia berusia 22 tahun itu di ajang Grand Slam.

Sebelum akhirnya tersingkir di tangan Andy Murray, yang akhirnya jadi juara, Janowicz cuma kehilangan set dari Juergen Melzer yang dihadapinya di babak empat. Selebihnya Janowicz tampil lugas dan apik.

Hasil ini terbilang mengejutkan karena Janowicz sebenarnya baru mulai mengikuti pro tour selama sekitar setahun lebih.

Lisicki, yang juga dikenal sebagai pembunuh raksasa di Wimbledon, selalu tampil baik. Namun, ia tidak pernah tampil sebaik di edisi kali ini.

Petenis asal Jerman tersebut tiba di Wimbledon tidak dengan modal rangkaian kesuksesan di ajang-ajang sebelumnya. Namun, ia tetap tampil apik, secara khusus ketika menyingkirkan Serena Williams di babak empat.

Berhasil sampai ke final Wimbledon, partai puncak pertama untuk Lisicki di ajang Grand Slam, membuatnya kini naik ke peringkat 18 dari sebelumnya berada di posisi 24.

Keberhasilan Murray menjuarai Wimbledon sudah ditunggu-tunggu publik tuan rumah. Petenis asal Skotlandia itupun menjadi orang Inggris Raya yang kembali bisa jadi kampiun di Wimbledon setelah 77 tahun berlalu.

Yang luar biasa, Murray meraih gelar di edisi kali ini dengan kemenangan tiga set langsung dari petenis unggulan satu Novak Djokovic. Ini cukup mengejutkan karena Murray melakoni dua partai sebelumnya dengan kehilangan set.

Ketika menghadapi Fernando Verdasco di perempatfinal, Murray harus tertinggal dua set lebih dulu. Saat melawan Jerzy Janowicz di semifinal pun petenis peringkat dua dunia itu harus tertinggal di set awal sebelum akhirnya mengejar.

Untuk Murray, ini merupakan gelar Grand Slam keduanya, setelah meraih yang pertama di AS Terbuka 2012 lalu. Saat itu ia juga mengalahkan Djokovic di final.

Nadal kali pertama menjuarai Wimbledon pada tahun 2008, tetapi kemudian mundur dari turnamen setahun setelahnya karena cedera.

Gelar juara lalu ia raih lagi pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 Nadal sukses menembus final Wimbledon. Sejak itu Nadal belum bisa lagi meraih hasil bagus di ajang tersebut.

Tahun lalu Nadal kalah dari Lukas Rosol di babak kedua dan banyak yang menyebutnya sebagai kejutan terbesar di dunia tenis, atau setidaknya di karier petenis Spanyol itu.

Akan tetapi, tahun ini Nadal malah sudah kalah dari Steve Darcis, yang saat itu bahkan punya peringkat lebih buruk Rosol, dengan tiga set langsung.

Sebagai sedikit pembelaan terhadap Nadal, hasil tersebut boleh jadi turut dipengaruhi oleh cedera lututnya kendatipun tidak ada yang menduga mengingat di Prancis Terbuka lalu ia berhasil tampil jadi jawara.

Seperti halnya Serena Williams di sektor tunggal putri, Federer merupakan juara bertahan setelah memenangi Wimbledon tahun lalu.

Federer memulai usahanya mempertahankan gelar dengan baik usai menang tiga set langsung di partai babak pertama. Lalu tibalah kejutan di babak kedua.

Berhadapan dengan Sergiy Stakhosky, Federer mampu mengambil set pertama meski kemudian justru lebih didominasi oleh lawannya yang berhasil bangkit dan menang setelah merebut tiga set berikutnya.

Hasil itu semakin terasa mengejutkan mengingat reputasi Federer sebagai peraih gelar juara terbanyak di Wimbledon dalam Open Era--bersama-sama Pete Sampras dengan tujuh titel.

Hasil di Wimbledon 2013 ini juga membuat Federer harus rela turun peringkat. Ia kini menghuni posisi lima peringkat ATP, setelah sebelumnya menempati tangga nomor tiga.

(krs/a2s)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads