Setelah menyapu bersih semua gelar di tahun 2010 dan 2011, China memasng target serupa di Kejuaraan Dunia tahun ini. Peluang tersebut dianggap terbuka lebar jika melihat dominasi mereka di bukutangkis dunia saat ini dan fakta bahwa kejuaraan digelar di kandang mereka, Guangzhou.
Kecuali di nomor ganda putra, China mampu meloloskan wakil-wakilnya di final. Namun cuma di tunggal putra dan ganda putri mereka berhasil jadi juara. Nomor ganda putra dan ganda campuran jadi milik Indonesia, sementara di tunggal putri menghasilkan kejutan menyusul sukses atlet Thailand, Ratchanok Inthanon mengalahkan Li Xuerui di final.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Buat Butet -- begitu Liliyana akrab disapa -- gelar juara dunia di China menjadi yang ketiga buatnya. Meski kini sudah 27 tahun, atlet asal Manado itu menyebut kondisi fisiknya masih sangat prima.
"Engga ada penurunan sih, kemarin saja saya main di final satu jam lebih, itu jadi pembuktian kalau belum ada penurunan, yang penting terus latihan."
"Dari segi pengalaman, (Tontowi) masih belum sebanyak saya, tapi dengan pengalaman dia, itu sudah prestasi luar biasa. Dalam posisi 18-20 udah kritis. Kita fokus masing-masing, saya hanya bilang ke dia: 'kita belum kalah, Wi. Keluarin mental juaranya," sambung Butet mengisahkan perjuangannya bersama Owi di final.
(din/nds)