Lewat 'Shuttle Time', PBSI Ingin Memassalkan Bulutangkis

Lewat 'Shuttle Time', PBSI Ingin Memassalkan Bulutangkis

- Sport
Selasa, 18 Feb 2014 13:33 WIB
detikSport/Femidiah
Palembang -

Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) serius menggarap pemassalan bulutangkis. Bekerja sama dengan Milo, PBSI memilih Palembang sebagai penutup pelaksanaan 'shuttle time' kepada guru Sekolah Dasar.

Sebanyak 30 guru Sekolah Dasar mengikuti pelatihan di GOR Bulutangkis Dempo, Palembang, mulai 17-19 Februari 2014. Selain materi ruang, mereka juga mendapatkan praktik langsung selama pelatihan.

"Program ini diberikan khusus kepada guru-guru olahraga SD, bukan klub, agar mereka bisa menyampaikan teknik dasar bulutangkis dengan gembira dan menyenangkan," kata Eddy Prayitno, pemberi materi dari PP PBSI kepada wartawan di Palembang siang ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Palembang agenda serupa bergulir di Surabaya, Cirebon, dan Yogyakarta dan sudah lebih dulu mendapatkan giliran.

Shuttle time sendiri sejatinya bukan ide PBSI. Shuttle time lahir dari keinginan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) untuk menggenjot minat bulutangkis khusus pada negara-negara Asia sejak 2012.

Rupanya BWF risau dengan menurunnya regenerasi bulutangkis di Asia. Kendati tak menyebutkan angka pasti, BWF berkesimpulan minat anak-anak sekolah bermain bulutangkis mulai menurun. Mereka cenderung memilih futsal dan basket sebagai olahraga favorit di sekolah.

BWF pun menyusun 'shuttle time', program pemassalan bulutangkis. Sebanyak 20 negara Asia menjadi sasaran BWF. Indonesia disebut sebagai salah satu negara peminat bulutangkisnya menurun di samping Pakistan, Laos, dan Bahrain.

"Indonesia menjadi leader untuk pengembangan program itu. Kebetulan PBSI juga mempunyai program pralevel yang serupa dengan shuttle time itu. Jadi klop," kata Eddy.

Setelah menyelesaikan empat kota untuk pelatihan awal ini, PBSI bakal menggilir 10 provinsi. Empat provinsi sudah mengajukan diri, yakni Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

"Misi kami ingin memasyarakatkan olahraga. Kebetulan kami sudha 12 tahun memiliki Milo Competition School, dengan program ini rasanya pas dan berjodoh sekali," kata Sport Manager Milo Donny Wahyudi.

(fem/roz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads