.webp)
Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) berulang tahun ke-63 hari ini. Ketua Umum PP PBSI menyadari masih mempunyai pekerjaan berat untuk mendongkrak prestasi sektor putri.
Ulang tahun PBSI di Pusat Bulutangkis Indonesia Cipayung, Jakarta Timur Senin (5/5/2014) bergulir cukup mewah. Aula yang biasanya digunakan berlatih para pemain pelatnas disulap menjadi ruang resepsi.
Acara dihadiri 33 perwakilan pengurus provinsi PBSI dan tamu undangan, di antaranya Ketua Umum KOI Rita Subowo dan Ketua Umum KONI Tono Suratman. Para pemain dan pelatih juga hadir pada agenda itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gita meminta momen ulang tahun kali ini menjadi ajang evaluasi internal PBSI. Terutama menyangkut prestasi di sektor putri.
"Dengan semangat kebersamaan mari kita membangun kejayaan bulutangkis," kata Gita pada pidato sambutan pada perayaan ulang tahun PBSI.
"Kita tidak boleh berbangga hanya karena sudah meraih dua gelar juara dunia dan All England, SEA Games dan Super Series."Saya rasa titik kulminasi kita harus sampai pada supremasi tertinggi, minimal ada lima nama Indonesia ada di puncak."
"Buah hasil yang harus didapatkan ada lima nama Indonesia di puncak. Sampai saat ini selalu banyak pertanyaan kenapa putri belum juga bisa menyodok ke atas," ucap Gita.
Dua gelar juara dunia memang bukan disumbangkan dari sektor putri. Adalah ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang mendapatkan titel juara tahun lalu.
Dari All England, dua pasangan itu pula yang membawa pulang medali juara.
Sepeninggal Susi Susanti di era 90-an, prestasi sektor putri Indonesia mentok di level Asia Tenggara. Bellaetrix Manuputti mendapatkan medali emas SEA Games.
Dua emas dari SEA Games didapatkan dari ganda putra Angga Pratama/Rian Agung Saputro dan ganda campuran Muhammad Rizal/Debby Susanto.
Agenda ulang tahun itu sekaligus menjadi acara pelepasan tim Thomas Uber ke New Delhi, India. Mereka akan diterbangkan pada 13 Mei dan akan mulai bertarung pada 18-25 Mei.
(fem/rin)
