Mia merupakan salah satu nama yang menjadi pahlawan Tim Uber 1994. Dialah yang memastikan trofi piala Uber menjadi milik Indonesia. Tim putri 'Merah -Putih' menumbangkan China 3-2 di partai final dalam laga yang bergulir di Jakarta.
Mia tampil santai di acara yang berlangsung di Hall Pelatnas Pusat Bulutangkis Indonesia, Cipayung, Jakarta Timur Senin (5/5/2014). Pebulutangkis yang sudah berganti kewarganegaraan Belanda itu memakai celana panjang putih, dipadu dengan kemeja biru. Mia didampingi sang suami, Tylio Lobman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca pada pengalaman pada 1994, Mia yakin tim Uber bisa tampil lebih baik dibandingkan pencapaian di kejuaraan individu.
"Biar bagaimanapun, keadaan di lapangan itu berbeda dengan yang ada di atas kertas. Yang penting jangan takut kalah. Kalau saya dulu banyak-banyak berdoa di saat krusial,β kata perempuan berusia 34 tahun itu.
Mia juga bicara tentang nostalgia saat menjadi pemain pelatnas 1993 hingga 1999. Bukan cuma sekadar numpang lewat, tapi Mia juga berperan pada dua kali Piala Uber, 1994 dan 1996. Mia juga meraih medali perunggu Olimpiade 1996 Atlanta.
"Banyak nostalgianya di sini. Paling diingat lapangan latihan, ingin sekali melihat ke belakang (asrama pemain)," kata Mia.
"Penasaran sama ruang makan, karena katanya sudah berubah. Kamar-kamar, semua menghadirkan kenangan," ucap dia
(fem/cas)