Tami Grende: Dari Bali, Thailand, ke Wimbledon

Tami Grende: Dari Bali, Thailand, ke Wimbledon

- Sport
Selasa, 08 Jul 2014 18:54 WIB
Facebook
Jakarta - Lahir dan besar di Denpasar, Bali, Tami Grende berlatih tenis sampai ke Thailand. Kerja kerasnya tak ada yang sia-sia karena dia bisa berangkat ke Wimbledon dan jadi juara di sana.

Setelah Angelique Widjaja jadi kampiun di Wimbledon junior di tahun 2001 dan ganda putri junior Australia Terbuka 2002, Indonesia akhirnya kembali punya juara di nomor junior turnamen Grand Slam. Minggu (6/7/2014) lalu Tami Grende jadi juara di nomor ganda putri. Berpasangan dengan Qiu Yu Ye (China), dia mengalahkan pasangan Marie Bouzkova/Dalma Galfi dengan skor akhir 7-6 dan 7-5.

"Ya (bangga) tentu. Mungkin karena karakter dan ego dia (Tami) juga yang selalu ingin menjadi nomor satu. Tidak mau jadi nomor dua. Jadi apa yang dia buat harus menjadi nomor satu,” kata ayah Tami Grende, Olivier Nicholas Grende kepada detikSport, lewat sambungan telepon Selasa (8/7/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Olivier mengatakan, apa yang diraih anak asuhnya tersebut berkat kerja keras Tami dan pelatih yang selama ini membimbingnya. Bersama dua pelatihnya, Nunung Sinuraya dan Paul Belt, Olivier menggembleng Tami untuk bisa jadi petenis handal.

Diusianya yang masih belia, Tami sudah mulai dikenalkan dengan olahraga raket tersebut.

"Awalnya saya mengenalkan Tami dengan tenis itu karena tidak terlalu banyak aktifitas di sana (Bali). Paling hanya surfing dan tenis. Jadi disitulah saya mulai mengenalkan tenis dan kebetulan ada lapangan dekat rumah juga. Jadi kita main itu hampir setiap hari," cerita Olivier.

Seiringnya waktu, pelan-pelan Tami menyukai olahraga tersebut. Menginjak usia 9 tahun, bakat Tami bermain tenis semakin terlihat. Menyadari bakatnya harus dimatangkan. Anak pertama dari tiga bersaudara itu mulai dipertemukan dengan pelatih tenis dari Indonesia. Dia adalah Nunung.

"Nunung satu atau dua pelatih bagus yang ada di Indonesia. Dia mau bantuin kita untuk buat Tami bisa berprestasi. Tidak banyak pelatih yang seperti dia. Nunung itu lebih fokus kepada prestasi atletnya dan mau membela negara. Saya pikir, Tami juga sangat beruntung ada seperti Nunung," katanya.

Selain dilatih oleh Nunung. Tami juga kerap melakukan latihan di Bangkok, Thailand. Di sana ia melakoni training camp setiap jelang mengikuti turnamen.

"Kan kalau latihan terus di Bali ada bosannya. Makanya beberapa kali dia juga suka pergi ke Bangkok untuk training camp. Di sana dia mendapat latihan dari Paul (Belt). Paul itu suka memberikan latihan teknik ketika menghadapi lawan seperti ini harus seperti apa, dan lain sebagainya,” kata Olivier. Termasuk untuk menghadapi di Wimbledon baru-baru ini.

Tami kemudian terpilih menjadi satu dari beberapa banyak petenis yang diundang oleh ITF untuk mengikuti rangkaian tur ITF selama enam minggu ke Eropa. Diantaranya, Prancis Terbuka dan Wimbledon.

Meski berstatus non-unggulan Tami justru tampil mengejutkan dengan meraih juara pertama di nomor ganda putri junior bersama China, Qiu Yu Ye di Wimbledon.

"Ya tidak menyangka juga. Dari awal saya dan ayahnya memang menargetkan anak itu untuk bisa memberikan yang terbaik pada turnamen tersebut. Tapi sekarang jadi champions berarti itu prestasi terbaik yang dia berikan," kata pelatih Tami, Nunung Sinuraya dalam kesempatan terpisah.

"Apalagi di Wimbledon itu merupakan undangan dari ITF-nya langsung. Jadi dia kesana itu memang berkompetisi bukan sekadar partisipasi saja," tambahnya.Β 

(mcy/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads