Legenda tenis asal Republik Ceko, Martina Navratilova, menyambangi Indonesia. Dia datang ke Jakarta untuk berbagi ilmu dengan beberapa petenis muda tanah air.
PP Pelti digandeng oleh Singapore Tourism Board berkesempatan untuk mengadakan sebuah coaching clinic, Sabtu (16/8/2014) pagi WIB.
Bertempat di lapangan tenis kompleks Hotel Borobudur, Jakarta, sebanyak 22 petenis junior mempunyai kesempatan untuk menimba ilmu langsung dari pengoleksi 18 gelar grand slam, Navratilova.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Navratilova yang datang ke tempat acara dengan setelan putih-putih, lantas mengajak para petenis muda yang berasal dari, Jakarta, Bandung, dan juga Surabaya itu untuk berbaris dua saf.
Latihan memukul forehand dan backhand menjadi menu latihan pertama pagi itu. Dibantu dua asisten, Navratilova memberikan tips singkat untuk bermain tenis.
"Sambut bolanya, dekati bolanya, pukul dengan penuh tenaga," kata Navratilova sambil mengawasi anak-anak berlatih.
Tak jarang, Navratilova memanggil para petenis junior itu untuk memberikan tips melakukan teknik memukul yang benar. Tak cuma itu, dia juga memberikan koreksi soal posisi badan dan kaki.
Di akhir sesi latihan, Navratilova menyempatkan diri untuk bermain bersama para pemain junior itu. Setelah itu, duta final kompetisi WTA itu bertanya jawab dengan para pewarta.
"Tenis itu merupakan olahraga jangka panjang, semoga anak-anak bisa mengingat semua latihan tadi," terang Navratilova kepada para pewarta.
"Untuk menjadi petenis handal harus ada fasilitas olahraga yang bagus, pelatihan yang bagus, dan juga pelatih bagus. Banyak juga atribut lainnya, fisik yang bagus. Tapi itu semua tak cukup. Seorang pemain junior harus fun untuk bisa lebih mencintai tenis."
"Saya sudah mendapatkan semua dari tenis, seluruh hidup sisa hidup saya juga akan di tenis. Sekarang menjadi tugas saya untuk menyemaikan semua impian-impian saya dulu kepada para pemain muda."
"Untuk potensi petenis muda Indonesia saya masih belum begitu tahu, tapi yang patut ditekankan adalah, tenis merupakan olahraga dengan pembinaan jangka panjang," imbuhnya.
Apa yang dikatakan oleh Navratilova itu diamini Yayuk. Oleh karena itu, dia yang terpilih menjadi anggota legislatif untuk periode 2014-2019 , bakal berjuang untuk membuat satu sinergi antara pendidikan dan pembinaan olahraga.
"Itulah yang akan saya perjuangkan nanti, tak cuma untuk olahraga tenis, tapi untuk semua cabang olahraga. Agar kurikulum pendidikan bisa mendukung pengembangan olahraga," tutur Yayuk di Java Room Hotel Borobudur.
"Karena tak mungkin jika seorang atlet muda sudah sekolah sampai sore, dan masih harus berlatih lagi."
"Saya juga sadar dengan perlunya dukungan finansial, tapi fun juga penting. Dengan begitu, kecintaan anak-anak untuk bermain tenis akan tumbuh."
"Sekadar berbagi saja, saat saya dulu. Satu tahun saya harus hidup di luar negeri selama sembilan bulan dalam satu tahun. Uang sebanyak 150 ribu dollar AS diperlukan untuk hidup selama itu," imbuh mantan petenis puti Indonesia yang pernah menembus babak perempatfinal Wimbledon di tahun 1997.
Acara coaching clinic ini merupakan bagian dari promosi BNP Paribas WTA Final yang akan berlangsung di Singapura pada 17-26 Oktober mendatang.
Sebanyak petenis delapan besar tunggal dan ganda putri akan bersaing dalam turnamaen terakhir WTA tahun 2014.
Tak cuma pertandingan, selama dua pekan WTA Finals akan menyuguhkan juga aktivitas di luar lapangan para petenis putri papan atas dunia seperti Serena Williams dan juga Maria Sharapova.
(cas/mrp)











































