Juara dunia bulutangkis tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin, bukanlah sosok yang asing bagi penghuni pelatanas Cipayung. Tahun lalu, dia pernah numpang latihan.
Marin mencetak sejarah dengan menyabet gelar juara dunia, Minggu (31/8/2014) malam WIB. Dia sukses mengalahkan unggulan pertama Li Xuerui lewat pertarungan tiga set 17-21, 21-17, dan 21-18, dalam durasi 78 menit.
Kesuksesan Marin ini boleh dibilang menjadi sebuah tamparan bagi para pemain tunggal putri Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama rekannya, Beatriz Corrales, Marin melakukan latih tanding selama sekitar sepekan di Cipayung, yang dimulai pada 25 Juli tahun lalu.
Selama di Cipayung, Marin melakukan simulasi permainan melawan Linda Weni Fanetri, Adriyanti Firdasari, dan juga Bella.
"Mereka memang ikut latihan bersama dengan para pemain pelatnas sebagai persiapan mengikuti kejuaraan dunia 2013," terang Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, saat ditemui di Cipayung tahun lalu.
Pada kejuaran dunia tahun lalu, Marin sudah menunjukkan penampilan yang cukup bagus. Bahkan, pebulutangkis 21 tahun itu mampu melaju ke perempatfinal, melampaui raihan terbaik tunggal putri Indonesia yang cuma mentok di babak ketiga.
Perkembangan positif ditunjukkan oleh Marin saat berlaga pada kejuaraan dunia bulutangkis yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, pada 25- 31 Agustus tahun ini.
Di saat para tunggal putri masih mentok di babak ketiga -dicatatkan oleh Linda, Marin malah sukses merebut gelar juara. Pebulutangkis yang tahun lalu masih malu-malu untuk meminta foto bareng Taufik Hidayat itu kini menyandang status juara dunia.
Tak cuma gelar juara dunia, Marin juga menguasai Eropa di tahun ini. Dia menjadi pemenang di kejuaraan bulutangkis Eropa yang berlangsung di Kazan, Rusia, pada 23-27 April lalu. (cas/din)