Hingga kini Indonesia belum pernah lagi melahirkan petenis yang bisa menembus level internasional. Sedari awal petenis-petenis junior perlu didukung.
Salah satu bentuk dukungan itu dilakukan oleh produsen peralatan olahraga, Head. Perusahaan internasional asal Amerika Serikat itu tengah gencar-gencarnya mensponsori petenis-petenis muda di Indonesia.
Diterangkan Promotion Manager Head Indonesia, Riana Soeryo, pihaknya saat ini sudah merekrut sekitar 20 petenis muda. Dari jumlah itu, 70 persen adalah petenis berusia 14-18 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, petenis-petenis muda yang direkrut Head umumnya diberi kontrak berdurasi 2 tahun, dan disediakan segala perlengkapan latihan/tanding, seperti raket, tas, dan lain-lain.
"Kami berharap dapat membantu para petenis muda kita agar lebih berprestasi. Karena Head internasional juga akan mematau jika ada pemain muda mulai masuk ITF," sahut Riana.
Di turnamen Widjojo Soejono Cup, Riana berharap 6 petenisnya bisa menembus 4 besar pada turnamen kategori grade 4 ITF itu.
Keenam petenis tersebut adalah Christian Alvin Edison, Iswandaru Kusumo Putro dan Achad Imam Maruf (putra), serta Arum Damarsari, Faiza Munabari Saskia dan Hernanda Melia Cholis (putri).
"Tiap turnamen, jika ada petenis kita di final, kami ikut berbangga. Selain itu, Head internasional juga ikut mantau," tambah Riana.
Petenis terbaik yang pernah dilahirkan Indonesia adalah Yayuk Basuki. Prestasi tertingginya adalah ketika mencapai babak perempatfinal turnamen Wimbledon di tahun 1997. Di tahun itu ia sempat menempati urutan ke-19 di daftar petenis putri dunia (WTA).
Yayuk, yang juga peraih medali emas di Asian Games 1998, pernah mengalahkan petenis-petenis top dunia seperti Martina Hingis, Amelie Mauresmo, Lindsay Davenport, Gabriela Sabatini, Magdalena Maleeva, Anke Huber, Anna Kournikova, dan Iva Majoli.
Setelah Yayuk, pernah muncul Angelique Widjaja. Ia mencuat ketika menjuarai Wimbledon Junior di tahun 2001, dengan mengalahkan Dinara Safina di final. Peringkat tertinggi Angie di WTA adalah no. 55 dunia, pada Maret 2003.
Terakhir, petenis Indonesia yang mulai bersinar adalah Tami Grande. Pada Juni lalu ia tampil sebagai juara ganda putri di Wimbledon Junior.
Raket merek Head saat ini dipakai oleh 30% dari 100 petenis top di daftar ATP Tour. Model mereka antara lain Novak Djokovic, Andy Murray, Tommy Haas, Richard Gasquet, Gilles Simon, Maria Sharapova, Svetlana Kuznetsova, dan Tomas Berdych.
(ze/a2s)











































