Joo Bong, 50 tahun, disegani kala menjadi pemain. Dia pemilik medali emas Olimpiade 1992 Barcelona dari nomor ganda putra. Kini, dia membuktikan diri sebagai pelatih bertangan dingin. Tim putra Jepang dipolesnya untuk menjadi juara Piala Thomas 2014.
Ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi, menjadi nomor satu dunia. Nomor tunggal juga mulai menggeliat. Selain Nozomi Okuhara yang ada di urutan kesepuluh dunia, Ayaka Yamaguchi bisa jadi bakal berbahaya di masa datang. Dia juara dunia junior 2013 dan 2014 dan tadi malam mengalahkan unggulan pertama BCA Indonesia Open 2015, Li Xuerui.
Joo Bong juga menunjukkan diri sebagai orang yang ramah. Dia bersedia menerima permintaan wawancara setelah semua pertandingan selesai. Dia sama sekali tak khawatir bakal ketinggalan shuttle bus dari Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta ke hotel.
"Maaf saya harus mendampingi pemain saya yang sedang tampil. Dua menit cukupkah?" kata Joo Bong saat diminta wawancara. Tawaran itu dirasa terlalu minim.
Negosiasi berlanjut bagaimana kalau wawancara dilakukan setelah Yamaguchi menyelesaikan pertandingan dengan Xuerui. Artinya, wawancara akan dilakukan setelah pertandingan paling akhir, Kamis (4/6/2015) malam WIB.
"Oo..butuh wawancara panjang ya. Baiklah nanti setelah pertandingan," ucap dia.
Berikut petikan wawancara detikSport dengan pelatih tim bulutangkis Negeri Matahari Terbit itu itu.
Tanya (T): Jepang menjadi juara Piala Thomas tahun lalu dan kini Jepang menunjukkan mempunyai sektor putri yang berbahaya. Bagaimana meraciknya?
Jawab (J): Mengeksploitasi keunggulan orang Jepang. Kalau pemain-pemTain China kan mempunyai kecepatan, Jepang kurang. Orang-orang Jepang ini mempunyai jiwa yang selalu bersemangat tinggi. Seperti itulah saya membentuk tim ini.
T: Bagaimana sistem latihannya? Bukankah Jepang tidak mengenal pelatnas seperti Indonesia dan China?
J: Saya susun sistem latihan kemudian saya berikan kepada masing-masing pelatih dan pemain menerimanya. Jadi saya bisa mengontrol perkembangan mereka.
T: Jepang sudah menjadi juara Piala Thomas 2014. Di Piala Sudirman juga finalis. Kapan Jepang jadi juara Piala Uber atau bahkan mengawinkan gelar dan juara Piala Sudirman?
J: Saat ini China masih mendominasi, mereka masih sangat kuat. Selain itu ada beberapa negara lain yang tak bisa dianggap remeh. Kami fokus tahap demi tahap saja.
T: Bisa dijelaskan lebih detail?
J: Sebagai gambaran seperti ini, kami memang mempunyai ganda putri yang ke final pada Olimpiade terakhir. Tapi, prestasi malah tenggelam kemudian. Beberapa ganda putra kami bagus di super series, tapi kurang konsisten. Tunggal putri kurang. Tunggal putra ada yang bagus, tapi angin-anginan. Itu harus diperbaiki.
T: Dengan hasil sejauh ini apakah sesuai target yang Anda pasang sendiri?
J: Sebagian sudah, sebagian belum.
(fem/krs)