.webp)
Bertanding di Kallang Tennis Centre, tenis putra berhasil membungkam tim Filipina dengan skor 2-1. Kemenangan tersebut dipastikan oleh ganda putra Rungkat/Sunu Wahyu Trijati dengan skor 6-3 dan 6-2.
Filipina sendiri sempat unggul 1-0 lebih dulu. Namun, kemenangan Christopher atas Jeson Patrombon --dengan kedudukan 7-6 dan 6-0-- membuat Indonesia menyamakan kedudukan.
"Sekali lagi, puji syukur karena tim Indonesia bisa menang hari ini melawan Filipina," kata manajer tim Roy Therik.
"Kami selalu ekspetasikan keberhasilan ini sebagai langkah yang harus ditempuh secara step by step. Ibaratnya perunggu itu G-Shock, kemudian perak itu Tag Heuer, dan emas itu Rolex. Saya pakai istilah itu untuk mencoba cari jalan untuk meotivasi anak-anak saat bertanding," paparnya.
Di babak final, Selasa (8/6) besok, Indonesia akan bertemu Thailand. Untuk menghadapi laga final, Roy mengatakan masih harus berpikir kembali siapa yang akan diturunkan. Termasuk kemungkinan Christopher untuk turun di dua nomor lagi.
"Semua pemain Thailand sangat kuat dan rata. Tapi saya selalu bilang jika mereka itu saya ibaratkan seperti kopasus. Jadi, siapa pun yang diminta turun, ya, harus siap," ucapnya.
Sementara itu, tim tenis putri harus pasrah menerima kekalahan 1-2 dari Filipina. Sri Oetaminingsih, pelatih tim, mengatakan kekalahan timnya disebabkan tekanan dan faktor ketidakberuntungan.
"Mereka sering ikut tur, cuma memang pressure-nya lebih tinggi di SEA Games karena ini 'kan membela negara. Di samping itu juga permainan dari Katharina Lehnert (salah satu pemain tunggal/ganda putri Filipina) juga sangat bagus."
(mcy/roz)
