Anggia/Ketut terhenti di semifinal, Senin (15/6/2015), usai kalah dari unggulan pertama, Hoo Kah Mun Vivian/Woon Khe Wei (Malaysia). Mereka kalah dua gim langsung, 12-21, 11-21.
Sementara itu, Suci/Dea juga belum mampu mengatasi perlawanan wakil Malaysia, Amelia Alicia Anscelly/Soong Fie Cho. Sempat bertarung ketat di gim kedua, Suci/Dea akhirnya kalah 16-21, 21-23.
Dengan demikian, kedua pasangan ganda Indonesia itu harus puas dengan raihan medali perunggu. Meski belum berhasil melaju ke babak final, Anggia/Ketut dan Suci/Dea yang tergolong pemain-pemain muda itu mengaku banyak mendapat pelajaran dari keikutsertaan di SEA Games 2015 ini.
"Banyak pelajaran yang kami petik dari SEA Games 2015. Kami senang bisa diberi kesempatan bertanding di SEA Games dan menambah pengalaman kami. Ke depannya, kami harus bisa tampil lebih percaya diri dan yakin dengan kemampuan kami," tutur Anggia, pemain kelahiran Bekasi, 22 Mei 1994 itu seperti tertulis dalam rilis tim Humas dan Social Media PP PBSI yang diterima detikSport.
"Menurut saya kalau di pertandingan beregu kami masih kurang kuat di mental bertanding. Kalau di pertandingan perorangan, seharusnya kami lebih bisa mengatur cara main kami di lapangan. Bagaimana caranya dapat satu demi satu poin," kata Ketut ketika ditanya evaluasi penampilan di SEA Games 2015.
Emas dari sektor ganda putri akhirnya menjadi milik Anscelly/Soong setelah mengalahkan rekan senegara, Hoo/Woon, dengan skor 21-18, 21-13.
(nds/rin)











































