Para kontestan grand final Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015 mulai berdatangan di Kudus, Jawa Tengah. Motivasi untuk bergabung dengan klub Djarum makin besar setelah melihat markas klub bulutangkis raksasa tanah air itu.
Iyad Taufiqul Hakim, salah satu peserta audisi di kelompok umur 15 tahun, masih tak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapan dia. Ada 12 lapangan bulutangkis di dalam GOR dengan dominasi warna hijau.
Karpet hijau yang melekat di atas lapangan empuk saat diinjak. Tak ada debu tebal yang menempel di alas sepatunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi itu berbeda dengan lapangan tempat dia berlatih di Pelalawan, Riau. Berada di lokasi pabrik pengoalahan bubuk kertas, Riau Pulp, GOR dengan nama serupa hanya ada tiga lapangan. Lapangan dikelilingi kontainer dan atas besi. Ada celah cukup lebar di antara dinding dan atap.
"Tidak akan ada yang menyangka kalau itu GOR dengan tiga lapangan. Saya sendiri awlanya mengira kalau itu gudang he he he," kata Dadang Darajat, pelatih klub tersebut.
"Karena lokasinya ada di pabrik bagian belakang dan ada lubang-lubang itu, kerap kali kalau ada truk pengangkut balok-balok kayu lewat debu akan masuk. Juga sering burung-burung terbang masuk ke GOR dan membuang kotoran seenaknya.
"Maka sebelum latihan anak-anak ini harus mengepel lantai lapangan. Kan lapangannya semen keras begitu. Selama latihan berharap saja agar tak ada truk yang lewat, kalau ada debu masuk dan baju akan kotor saat sit up atau back up," tutur dia.
Untuk urusan lain, kebutuhan para atlet dan pelatih cukup terjamin. Shuttlecock, net dan raket disediakan oleh perusahaan.
Karena itu pula mereka makin semangat untuk memburu tempat di PB Djarum. Mereka menyadari persaingan bakal makin sulit dalam babak grand final. Tapi Iyad optimistis bisa melaju sampai karantina dan menjadi bagian dari PB Djarum.
"Selama ini prestasi terbaik baru di level kabupaten. Semoga bisa terus lolos dan bergabung dengan Djarum," ucap Iyad.
Sementara itu, Koordinator Audisi, Christian Hadinata, sudah memprediksi situasi itu. Menurutnya, selain GOR, keberadaan para legenda menambah semangat si pemain.
"Ada nuansa berbeda kalau anak-anak bisa berkompetisi di GOR Djarum yang hebat ini. Lagipula banyak mantan-mantan pemain yang lahir dari sini," kata Christian.
(fem/din)