Bisakah Venus Jegal Serena?

Jakarta -

Tidak ada sentimen bagi Venus Williams saat harus menghadapi adik kandungya sendiri, Serena Williams, di laga perempatfinal besok pagi. Venus bertekad menggagalkan misi Serena mewujudkan Calendar Slam.

Serena berpeluang menjadi petenis pertama -- baik putra maupun putri -- setelah Steffi Graf pada 1988, yang menyapu bersih empat gelaran Grand Slam dalam satu tahun kalender. Di 2015, Serena sudah mengoleksi titel juara Australia Terbuka, Prancis Terbuka, dan Wimbledon.

Ditilik dari rekor pertemuan dengan Serena, tidak bisa dipungkiri Venus memang kurang diunggulkan. Sepanjang 26 duel mereka yang dimulai pada 1998, Serena unggul 15-11 termasuk kemenangan di tahun ini pada babak 16 besar Wimbledon dengan skor 6-4, 6-3.

Walau demikian, Serena dan Venus masih berimbang di Flushing Meadows. Dalam empat pertemuan mereka, Venus dan Serena masing-masing mengantongi dua kemenangan.

Petenis berusia 35 tahun itu pun juga memenangi pertarungan terakhirnya dengan Serena di permukaan keras. Kemenangan itu terjadi di Rogers Cup 2014 dalam duel sepanjang tiga set, 6-7 (2), 6-2, 6-3.

"Kupikir tidak ada orang yang ingin menjadi seorang pengacau," ucap Venus setelah mengalahkan Anne Kontaveit dua set langsung.

"Aku pikir orang-orang senang melihat sejarah tercipta ... tapi di waktu yang sama, Anda fokus untuk memenangi pertarungan Anda meskipun situasinya benar-benar berbeda dengan Anda."

(rin/mrp)