Serena punya sejumlah hal yang bisa diukir jika mampu menjuarai AS Terbuka. Pertama-tama itu akan membuatnya meraih gelar ketujuh ajang tersebut, sebuah rekor baru di era Open.
Selain itu petenis AS 33 tahun tersebut juga bisa menambah koleksi grand slam menjadi 22 titel, menyamai rekor dari Steffi Graf di era Open. Fakta bahwa Serena juga sudah menjuarai tiga grand slam sebelumnya di 2015 berpeluang membuatnya melakukan aksi sapu bersih grand slam di satu musim, sesuatu yang cuma pernah dilakukan lima petenis. Seandainya juara ia juga akan membukukan kesuksesan lima kali juara grand slam secara berturut-turut--tidak di satu musim yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan catatan menang-kalah 53-2 musim ini, Serena yang juga petenis putri terbaik dunia harusnya tak kesulitan menghadapi Vinci yang berperingkat 43 dunia. Apalagi Serena punya rekor sempurna lawan si petenis Italia, 4-0, tanpa pernah kehilangan satu set pun.
"Aku takkan meremehkannya. Ia sudah bermain dengan amat baik. Ia berada di semifinal sebuah grand slam bukan tanpa alasan. Ia tahu apa yang harus dilakukan dan dimainkan," ucap Serena di Reuters.
Vinci sendiri baru kali ini menjejak semifinal nomor tunggal. Dalam 16 tahun kariernya sebagai petenis profesional, petenis 32 tahun itu lebih kinclong di nomor ganda dengan menyabet lima titel grand slam.
"Aku pikir aku sudah berada di penghujung karier jadi semifinalku, semifinal pertamaku di grand slam, merupakan hal luar biasa. Aku amat bangga dengan diriku sendiri. Aku tak punya beban. Aku tahu aku punya banyak pengalaman, tapi itu tak berarti banyak ketika menghadapi Serena. Anda harus terus-terusan bermain lebih baik," kata Vinci.
Di partai semifinal lain unggulan dua Simona Halep dari Rumania akan berhadapan dengan petenis Italia lainnya, Flavia Pennetta, yang merupakan unggulan 26.
Seandainya Serena bisa melewati Vinci, salah satu dari dua petenis itulah yang akan jadi "bos terakhir" dalam petualangannya menaklukkan AS Terbuka 2015.
(krs/mrp)











































