Di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015 yang digelar di Jakarta, bulan Agustus silam, Linda yang tak diunggulkan meraih medali perunggu. Dia terhenti di semifinal setelah kalah dari tunggal putri India, Saina Nehwal.
Akan tetapi, setelah itu performa Linda bukannya makin meningkat, tapi justru merosot. Pebulutangkis 25 tahun itu selalu tersingkir di babak pertama di Korea Terbuka Super Series, Denmark Terbuka Super Series Premier, Prancis Terbuka Super Series, Bitburger Terbuka GP Gold, dan Hong Kong Terbuka Super Series.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebetulnya di awal permainan, strategi saya sudah benar. Namun, setelahnya saya salah di servis di mana pengembalian saya setelah itu mengenakkan buat Sindhu. Pukulan-pukulan saya juga justru memberi kesempatan buat dia untuk menyerang dan saya terus diserang oleh Sindhu," kata Linda saat ditemui badmintonindonesia.org di Tap Seac Multisport Pavilion, Makau.
Menurut pelatih tunggal putri pelatnas, Edwin Iriawan, penampilan Linda di Makau sebenarnya sudah lebih baik jika dibandingkan dengan performanya di turnamen-turnamen lain setelah Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2015.
"Saya mau Linda meningkatkan kepercayaan dirinya, terutama setelah penampilannya menurun usai Kejuaraan Dunia 2015. Di turnamen ini saya lihat dia sudah lumayan, walaupun kalah, tetapi mainnya sudah benar, hanya ada beberapa yang kurang dan juga kurang fokus di saat-saat kritis," tutur Edwin.
"Saya berharap peak performance Linda ada di Indonesian Masters minggu depan. Pokoknya di tahun 2016, Linda harus kembali ke performanya seperti saat di Kejuaraan Dunia kemarin. Sekarang pelan-pelan kami bantu perbaiki, terutama di kepercayaan diri. Selain itu Linda juga harus lebih lincah dan lebih cepat di pergerakannya," kata Edwin.
(mfi/din)











































