Dari empat semifinalis tunggal putra Australia Terbuka 2016, Milos Raonic adalah kejutannya. Bagi pemain asal Kanada itu, inilah momentum dia untuk menaikkan levelnya.
Raonic menembus empat besar di Melbourne untuk bergabung dengan unggulan pertama Novak Djokovic, Andy Murray (2), dan Roger Federer. Ia mencapai semifinal antara lain dengan menundukkan juara 2014, Stanislav Wawrinka, lewat pertarungan lima set di babak keempat, lalu menyingkirkan Gael Monfils di perempatfinal.
Sebagai unggulan ke-13, tentu saja Raonic relatif tidak lebih dijagokan daripada Murray yang akan dihadapi dia beberapa saat lagi, Jumat (29/1/2016). Justru itulah tantangan terbesarnya. Jika berhasil mengalahkan jagoan Britania itu, Raonic akan mencapai final Grand Slam pertama dalam kariernya. Sebelumnya pencapaian terbaik petenis 25 tahun itu adalah semifinal Wimbledon 2014, saat dihentikan Federer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raonic adalah tipikal pemain yang eksplosif. Sampai melewati lima pertandingannya di Australia, ia sudah membuat 84 ace β hanya kalah dari John Isner. Ia juga memodifikasi permainannya dengan lebih agresif bermain serve and volley. Saat menghadapi Warinka, misalnya, ia meraup 57 poin dari depan net. Total, dari lima partai ia memasukkan 172 dari 248 poinnya dengan pukulan voli di depan net.
Raonic akan menghadapi tantangan tersendiri saat melawan Murray, yang dikenal sangat efisien, siap bertarung fisik, memiliki keseimbangan yang sangat baik, dan siap menghadapi setiap bola. Hal lain, Murray dalam motivasi sangat tinggi untuk menjadi juara di turnamen ini. Sebab, walaupun sudah empat kali menembus final, dia belum bisa merengkuh trofinya.
(a2s/mfi)











































