Pendapat tersebut dilontarkan sosok yang juga berada di dunia tenis, yakni Patrick Mouratoglou yang merupakan pelatih petenis putri nomor satu dunia Serena Williams.
"Semua saling mengenal di ruang loker dan lounge pemain. Jelas ada sesuatu yang keliru," ucap Mouratoglou seperti dikutip BBC, mengomentari pengumuman Murray dan Mauresmo yang sepakat untuk mengakhiri kerjasama selama dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Absennya Mauresmo di boks pemain Murray saat petenis Inggris Raya itu tersingkir di babak ketika Miami Open pada bulan Maret lalu, dengan membuat 55 unforced error lawan Grigor Dimitrov, juga ditunjuk sebagai indikasi.
Sebelum Mauresmo, yang mantan petenis putri top dunia, Murray dilatih oleh Ivan Lendl (2011β2014). Di bawah arahan Lendl, Murray di antaranya menjuarai dua grand slam.
"Satu-satunya momen dalam kariernya ketika ia bisa memiliki hal-hal ekstra untuk memenangi pertandingan-pertandingan lawan tiga petenis teratas dan memenangi grand slam, Olimpiade, adalah ketika ia bersama Ivan," ujar Mouratoglou.
"Tetapi kendatipun ia tidak berhasil membuat sedikit perbedaan yang diperlukan (untuk ke puncak), dengan tingkat permainannya ia harusnya bisa rutin ada di empat besar," sebutnya.
Bersama Mauresmo, Murray menyabet tujuh titel termasuk dua gelar pertamanya di lapangan tanah liat dan mengantar Inggris Raya menjuarai Piala Davis. Tapi ia gagal menambah koleksi grand slam meskipun mampu dua kali sampai ke final.
(krs/mfi)