Jangan Biarkan Indonesia Menanti Arak-arakan Piala Thomas-Uber Lebih Lama Lagi

Piala Thomas-Uber

Jangan Biarkan Indonesia Menanti Arak-arakan Piala Thomas-Uber Lebih Lama Lagi

Femi Diah - Sport
Jumat, 13 Mei 2016 16:59 WIB
Foto: -
Jakarta - Sudah 14 tahun trofi Piala Thomas tak singgah di Indonesia. Piala Uber malah 20 tahun tak diraih. Masihkah harus menanti lebih lama lagi untuk mendapatkannya?

Sebuah kejutan dibuat Indonesia dalam Kejuaraan Bulutangkis Beregu Asia di Hyderabad, India pada bulan Februari. Hanya mematok target semifinal, Indonesia malah meraih tiket putaran final Piala Thomas sebagai juara. Ya, sebuah kejutan sebab PP PBSI sama sekali tak mematok target juara.

Wajar jika PP PBSI hanya mematok target semifinal dalam kualifikasi itu. Pertama, skuat yang dibawa ke Hyderabad boleh dibilang masih hijau. Di sektor tunggal, Indonesia cuma mempunyai satu pemain senior Tommy Sugiarto. Sisanya adalah pemain muda, yakni Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sektor ganda memang lebih meyakinkan dengan memiliki Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Satu ganda cadangan juga sedang bagus-bagusnya kala itu, Rian Agung Saputro/Berry Angriawan.

Apalagi, Jepang sebagai juara bertahan dan China yang menjadi tuan rumah putaran final tetap menurunkan tim di ajang tersebut. Padahal dengan status tersebut mereka tak perlu bersusah payah melewati babak penyisihan. Tawaran poin Olimpiade 2016 Rio de Janeiro menjadi alasan dua negara itu tetap tampil di kualifikasi.

Selain itu, Indonesia memang sudah cukup lama tak menjadi juara Piala Thomas. Tepatnya sejak 2002 alias sudah 2014 tahun tak meraih trofi.

Bahkan dalam dua pelaksanaan terakhir, Indonesia gagal ke final. Sudah begitu penampilan di Wuhan, China pada 2012 menjadi yang terburuk dengan untuk pertama kalinya gagal melaju ke empat besar.

Bisa jadi situasi itu membuat PBSI tak percaya diri dalam mematok target. Barulah kini setelah sukses menjadi juara Asia target juara Piala Thomas di Kunshan, China mulai 15-22 Mei diusung. Β 
Tim Indonesia saat pelepasan menuju Piala Thomas-Uber di pelatnas Cipayung, Jakarta Timur

Mantan-mantan pemain yang yang merasakan manisnya mengangkat trofi Piala Thomas menumpangkan harapan kepada hendra Setiawan dkk. Mereka berharap paceklik yang sudah 14 tahun itu terobati kali ini.

"Secara sederhananya target juara itu mungkin kurang realistis tapi bukannya tidak mungkin. Kalau bilang realistis saya sudah berlebihan karena penampilan para pemain di turnamen individu kurang stabil," kata Candra Wijaya, pemain yang turut memperkuat Indonesia pada Piala Thomas 2002.

"Tapi, melihat optimisme para pemain senior dan junior serta penampilan mereka du Hyderabad menunjukkan kondisi tim sedang dalam atmosfer yang bagus. Apalagi mereka mendapatkan suntikan motivasi yang lebih dan berbeda untuk membela negara dengan restu Menpora dan Presiden.

"Kami sebagai mantan pemain juga sudah sangat rindu untuk melihat trofi Piala Thomas itu diarak kembali di Jakarta, di hadapan masyarakat Indonesia. Masing-masing individu harus bisa memunculkan kemampuan terbaik yang dimiliki dan jangan terbebani dengan target itu. Enjoy saja," ucap Candra.

Senada, Marlev Mainaky juga telah memimpikan agar tim Indonesia yang ke Kunshan saat ini bisa menjadi juara. Penantian 14 tahun bukanlah waktu yang pendek. Dia juga berharap agar titel juara Piala Thomas tak terhenti di angka 13.

"Saya berharap kalau Tuhan berkenan ini adalah kesempatan terbaik untuk Indonesia merebut Piala Thomas. Semoga para pemain tunggal yang dturunkan saat ini bisa menjawab kepercayaan pengurus," ucap Marlev.

Sebagai langkah awal, Indonesia akan menghadapi Hong Kongd i babak penyisihan grup. Di laga kedua Indonesia harus menghadapi Thailand dan di laga terakhir menghadapi India.

Harapan serupa juga dituturkan oleh mantan pemain tim Uber, Susy Susanti. Sebab, sudah 20 tahun Piala Uber tidak berhasil dibawa ke Jakarta.

"Saya melihat tim Uber kali ini menurunkan sebagian besar pemain muda, tapi bukan berarti kita boleh menyerah. Dengan kekuatan yang ada realistisnya bisa mencapai babak delapan besar, lebih bagus lagi kalau bisa mencapai semifinal," kata Susy kepada wartawan.

(fem/roz)

Hide Ads