Begini Cara Rexy Mainaky Semangati Pemain Muda

Piala Thomas-Uber

Begini Cara Rexy Mainaky Semangati Pemain Muda

Mohammad Resha Pratama - Sport
Sabtu, 14 Mei 2016 12:28 WIB
Begini Cara Rexy Mainaky Semangati Pemain Muda
Foto: Muhammad Iqbal/detikNews
Kunshan - Indonesia datang ke Piala Thomas-Uber dengan bermaterikan banyak pemain muda. Tak mudah menangani para pemain belia tersebut, khususnya dalam segi mental.

Kebersamaan adalah sebuah hal yang sangat ampuh dalam membentuk tim yang solid. Hal inilah yang dijaga tim Thomas dan Uber selama turnamen yang dihelat di Kunshan, China, 15-22 Mei mendatan.

Tak jarang pemain-pemain senior memberikan masukan atau sekadar bercerita kepada juniornya mengenai pengalaman mereka bertanding.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah yang dilakukan Kepala Tim Thomas-Uber Indonesia, Rexy Mainaky, yang juga mantan pemain ganda putra terbaik dunia bersama dengan Ricky Soebagdja.

Saat sesi berkumpul bersama pemain, Rexy menceritakan pengalamannya saat bertanding di Piala Thomas tahun 1998, di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Kala itu suasana negara sedang genting karena ada kerusuhan tahun 1998. Saat tanding itu konsentrasi kami terpecah antara pertandingan dan mikirin keluarga di Jakarta," cerita Rexy dalam rilis PBSI.

"Namun, justru ini menjadi semangat buat kami untuk membela negara Indonesia," tambah Rexy yang akhirnya mengantarkan Tim Thomas 1998 menang 3-2 atas tuan rumah Malaysia.

Rexy juga menceritakan kisah adik-adik juniornya yang ia sebut dengan 'tukang laundry'. Kala itu, ada beberapa pemain muda yang ikut ke Kuala Lumpur untuk mendukung tim Thomas, diantaranya Tony Gunawan dan Taufik Hidayat. Karena masih tergolong muda, kedua pemain ini diberi tugas untuk mencuci baju para seniornya dan tugas-tugas lain seperti membawa kardus shuttlecock ke tempat latihan, menyediakan air mineral untuk seniornya, dan sebagainya.

"Tahun 1998, seorang Tony Gunawan dan Taufik Hidayat itu jadi tukang laundry, mereka membantu kami mencuci dan menjemur pakaian senior yang sedang bermain di Piala Thomas. Mereka memang sengaja diajak ke Kuala Lumpur untuk menimba pengalaman dan belajar dari senior bagaimana bertanding di event beregu," kata Rexy.

"Tetapi dua tahun kemudian, bisa kita lihat sendiri bagaimana seorang Taufik Hidayat tampil begitu brilian dan menjadi penentu kemenangan tim Thomas. Begitupun Tony yang ikut menyumbang poin," ujarnya.

Pada final Piala Thomas 2000, Indonesia meraih Piala Thomas untuk ke-12 kalinya usai menang 3-0 atas China.

"Jadi untuk pemain-pemain muda, manfaatkanlah kesempatan bertanding di Piala Thomas dan Uber ini sebaik-baiknya. Siapa tahu dua tahun ke depan, kalian yang akan menjadi ujung tombak atau penentu kemenangan tim," tutur Rexy.

"Pemain itu harus punya ambisi mencetak sejarah, kompak dan punya keinginan. Hal ini akan menambah semangat dan menyingkirkan keragu-raguan."
Β 
Nama-nama seperti Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Gregoria Mariska, Fitriani dan Hanna Ramadini, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Anggia Shitta Awanda, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Rosyita Eka Putri Sari memang baru pertama kali mengikuti putaran final Piala Thomas dan Uber.

Namun, beberapa diantara mereka sudah ada yang melakukan "pemanasan" di Asia Team Championships 2016 yang merupakan Kualifikasi Piala Thomas-Uber Februari lalu.

"Saya berterima kasih kepada tim yang sudah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi bagian tim Uber 2016. Saya berharap bisa memberikan yang terbaik dan mengeluarkan kemampuan saya," kata Gregoria yang merupakan pemain termuda di tim Indonesia.

"Walaupun kami yang muda-muda belum pernah juara turnamen sekelas super series, namun kami harus tetap punya keyakinan bisa tampil bagus di Piala Uber. Semoga kami bisa," tambah Ketut dari tim ganda putri. (mrp/mrp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads