Saat turnamen baru memasuki babak pertama, banyak tunggal putri Indonesia yang berguguran. Sejauh ini baru Fitriani dan Febby Angguni yang lolos ke babak kedua. Fitriani mengalahkan sesama pemain Indonesia, Gregoria Mariska, dengan skor 21-14, 13-21, dan 21-16. Adapun Febby menang atas Yip Pui Yin (Hong Kong) 18-21, 21-16, dan 21-19.
Sementara itu, Linda Wenifanetri dikalahkan Line Kjaersfeldt (Denmark) 12-21, 21-18, dan 19-21. Aprillia Yuswandari menyerah di tangan Akane Yamaguchi (Jepang) 14-21, 14-21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya ini cuma masalah waktu. Kita lihat saja setahun ini, kita ini secara teknik masih bisa mengimbangi kok. Saya juga tidak merasa kita jauh dengan pemain-pemain tunggal putri negara lain," kata Hanna seusai pertandingan.
Hanna mengatakan hal tersebut setelah melihat hasil sparring yang dilakukan di Pelatnas Cipayung, beberapa waktu lalu. "Seperti Carolina Marin itu latihan dan sparring-nya di Cipayung, secara teknik kami bisa imbangi. Lalu Kirsty Gilmour (Skotlandia), saya sparring sama dia menang. Jadi, tidak bisa dibilang kita jauh," jelas Hanna.
Menurut Hanna, persoalan yang dialami para pemain tunggal putri Indonesia adalah kurangnya jam terbang.
"Kita mungkin kalah karena mereka sudah biasa dengan suasana atau bertemu dengan pemain manapun. Artinya secara pengalaman mereka lebih banyak. Sementara kitanya kurang di lapangan. Jadi mungkin jam terbangnya saja perlu ditambah," kata dia. (mcy/mfi)











































