Cuaca buruk melanda Paris hari Senin (30/5/2016) kemarin. Hujan lebat yang terus turun memaksa panitia Prancis Terbuka membatalkan seluruh pertandingan di hari tersebut. Hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya dalam 16 tahun.
Prancis Terbuka memang satu-satunya grand slam yang lapangannya tidak punya atap. Tak cuma itu, lapangan di Roland Garros juga tak dilengkapi dengan lampu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana pemodernan Roland Garros memang mendapat protes dari aktivis lingkungan. Pembangunan serta ekspansi Roland Garros dikhawatirkan akan mengganggu lingkungan sekitar.
Namun pembatalan seluruh pertandingan di hari Senin kemarin membuat wacana pemasangan atap di Roland Garros kembali mencuat. Atap kini disebut sudah jadi kebutuhan.
"Sekali lagi, saya pikir punya atap adalah sebuah kebutuhan. Untuk mereka di negara ini yang masih meragukan kebutuhan untuk memperluas, memodernisasi stadion, saya pikir sekarang adalah buktinya, Anda tahu, ada bukti bahwa itu (atap) adalah kebutuhan dan kami harus melakukannya," ujar Direktur Prancis Terbuka, Guy Forget, di situs resmi turnamen.
"Kami tidak bisa seperti itu selama bertahun-tahun. Dan meski kami punya harapan itu bisa selesai pada 2020, saya harap segalanya akan terus berjalan antara sekarang dan nanti sehingga tidak ada yang menghentikan prosesnya, karena sekali lagi, ini adalah kebutuhan."
Akibat pembatalan di hari kesembilan, jadwal di hari ke-10, Selasa (31/5/2016), menjadi sangat padat. Hari ini akan memainkan seluruh pertandingan babak keempat plus dua laga perempatfinal tunggal putra antara Stan Wawrinka dan Albert Ramos Vinolas serta Andy Murray versus Richard Gasquet.
(nds/rin)











































