Hal itu terungkap ketika Carolina menjalani sesi wawancara dengan awak media usai partai Indonesia Terbuka Super Series Premier 2016 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2016).
Di saat bersamaan, kebetulan ada legenda bulutangkis Indonesia Taufik Hidayat yang terlihat tengah bercengkrama dengan pemain dan beberapa ofisial di area lain mixzone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak punya idola di bulutangkis. Idola saya justru dari cabang tenis, Rafael Nadal karena senegara," kata juara dunia bulutangkis asal Spanyol itu seraya tertawa.
Carolina juga menuturkan bahwa dirinya lahir di keluarga penggila tarian Spanyol, Flamenco. Itu mengapa ia sempat bercita-cita jadi penari.
Akan tetapi, sejak memutuskan bergabung dengan klub bulutangkis IES La Orden di Huelva, karier Carolina di dunia bulutangkis justru terbentang cerah.
Medali perak pertama didapatkannya pada European Junior Badminton 2009. DI tahun yang sama, ia juga meraih medali emas pada Kejuaraan Badminton Eropa U-17. Sampai akhirnya ia kini menjadi pemain nomor satu dunia.
"Kenapa saya tidak main tenis? saya juga tidak tahu kenapa karena keluarga saya sendiri datang dari keluarga penari Flamenco. Tetapi saat saya bermain badminton saya sangat beruntung makanya berlanjut hingga sekarang," ungkapnya.
(mcy/krs)