Tontowi/Liliyana kalah dua gim langsung dengan skor 19-21 dan 17-21 dari wakil Denmark, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt, di Istora, Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2016). Hasil ini tentu sangat mengecewakan karena Tontowi/Liliyana adalah salah satu harapan utama Indonesia dalam meraih gelar.
"Kalau dari saya, penampilan kali ini benar-benar underperformed banget. Para pemain Denmark bermain enjoy, sementara kami kurang tenang. Terlihat dari bola gampang yang seharusnya bisa, tapi malah mati sendiri," kata Liliyana seusai pertandingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertandingan itu, Tontowi/Liliyana sempat dirugikan oleh keputusan umpire di gim kedua. Satu pukulan keluar pasangan Denmark dikoreksi berbuah poin. Saat itu, kedudukan memasuki poin kritis 16-17. Keputusan itu membuat Astrup/Kjaersfeldt unggul dua poin.
Keputusan merugikan itu membuat pelatih Tontowi/Liliyana, Richard Mainaky, melempar handuk pada wasit asal Swedia, Pekka Lehto, seusai pertandingan. Richard langsung meminta maaf atas kejadian itu.
(PBSI/Nafielah Mahmudah) |
Direktur event, Darren Parks, mengatakan bahwa kejadian ini takkan berujung pemberian sanksi. Tapi, kalau ada pengulangan di masa mendatang, sanksi berat sudah menunggu.
"Posisi 16-17 itu poin kritis. Bolanya jatuh di depan pelatih, out. Wasit tak bisa koreksi tidak bisa melihat. Kami kecewa dia bisa koreksi. Mungkin karena kami tuan rumah ada ketakutan untuk kecurangan dari kami. Kami lihat itu out," ungkap Liliyana.
"Pertandingan ini menjadi pelajaran buat kami. Lupakan dulu pertandingan untuk Olimpiade, jangan terganggu fokus ke sana. Saya menyimpan kecewanya, poin sudah diberikan untuk lawan. Owi jadi sedikit terpengaruh, jadi kurang tenang," katanya. (cas/mfi)












































(PBSI/Nafielah Mahmudah)