Jorgensen: Tenang Indonesia, Tunggal Putra Anda Punya Masa Depan Cerah

Jorgensen: Tenang Indonesia, Tunggal Putra Anda Punya Masa Depan Cerah

Lucas Aditya - Sport
Sabtu, 04 Jun 2016 07:20 WIB
Foto: PP PBSI
Jakarta - Jan O Jorgensen meminta publik Indonesia tetap tenang terkait prestasi bulutangkis di sektor tunggal putra. Pemain-pemain saat ini disebut bermasa depan cerah.

Di ajang Indonesia Terbuka Super Series Premier, Jorgensen menyingkirkan dua wakil Indonesia, Anthony Ginting (19 tahun) dan Jonatan Christie (18 tahun). Anthony dikalahkan di babak pertama, sementara Jonatan disingkirkan di babak perempatfinal.

Kemenangan Jorgensen ini seakan menjadi ulangan mimpi buruk di Piala Thomas. Kala itu, Indonesia kalah 2-3 dari Denmark. Jorgensen menyumbang satu poin dengan mengalahkan Anthony saat berlaga di Kunshan, China, bulan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati selalu menang melawan pemain-pemain Indonesia, Jorgensen malah memberikan sanjungan untuk para pemain tunggal Indonesia saat ini. Selain Anthony dan Jonatan, ada juga Ihsan Maulana Mustofa (20 tahun) yang menjadi andalan di nomor tunggal putra. Nama terakhir menjadi satu-satunya tumpuan Indonesia meraih gelar di ajang Indonesia Terbuka tahun ini.

"Saya pikir, berjuta-juta orang Indonesia tak perlu khawatir. Kalian puny apemain tunggal putra yang masih muda dan bertalenta. Ginting, Jonatan, dan Maulana. Jangan khawatir, anak-anak muda itu akan berkembang. Saat mereka bagus mungkin saya sudah tak lagi bermain," kata Jorgensen kepada para pewarta.

"Saya berkata sebenarnya. Pemain kalian mempunyai masa depan cerah. Ini merupakan tempat paling favorit untuk bermain. Mengalahkan Indonesia di final Piala Thomas menjadi cerita tersendiri untuk saya. Ini menjadi tempat paling favorit untuk bermain, para penontonnya begitu bersemangat," tambah pemain 28 tahun itu.

Jorgensen yang dianggap melakukan psywar saat melawan Jonatan pada pertandingan perempatfinal di Istora, Jumat (3/6/2016) kemarin, memberikan penjelasannya.

"Anda pikir itu provokatif? Saya meminta maaf kalau Anda berpikir seperti itu. Saya benar-benar meminta maaf. Saya sama sekali tak bermaksud seperti itu. Saya cuma mencari energi agar bisa bergerak lebih baik," ujar pemain peringkat lima BWF itu.

"Saya meluapkan kemarahan agar bisa memompa diri saya. Saya melihat pertandingan tenis kemarin, dan Andy Murray berteriak di sepanjang lapangan. Sama seperti dia, terkadang itu yang anda butuhkan. Saya pikir Jonatan harus melakukan hal yang sama di gim ketiga. Anda terkadang harus meluapkan emosi. Tapi, saya tak ambil pusing atas apa yang Anda pikirkan," tambahnya.

(cas/a2s)

Hide Ads