Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie, dan Anthony Sinisuka Ginting tak mampu meraih hasil maksimal di Indonesia Terbuka Super Series Premier 2016. Ihsan jadi pemain yang melangkah paling jauh yaitu sampai semifinal.
Antony lebih dulu angkat kaki di babak pertama setelah ditumbangkan Jan O Jorgensen dengan skor 20-22, 23-25. Sementara Jonatan tersingkir di perempatfinal di tangan lawan yang sama, Jorgensen, setelah bertarung tiga gim, 21-14, 19-21, 14-21.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur untuk target masuk delapan besar saja sudah bagus. Ini Ihsan bisa sampai semifinal berarti sudah luar biasa," kata Hendry.
"Tapi kalau saya lihat pemain tunggal seperti ukuran Ihsan, Jonatan, dan Anthony, setelah balik dari Piala Thomas sampai sekarang, ya saya bangga banget. Sebab, dua event ini dengan waktu yang tidak banyak tetapi pemain tiga ini, dengan karakter yang beda lalu melawan pemain besar di dunia, secara teknis sebenarnya tidak beda jauh," imbuhnya.
Kendati bangga dengan penampilan ketiga anak didiknya itu, Hendry menilai ada dua aspek yang masih harus terus diasah oleh Ihsan, Jonatan, dan Anthony.
"Tapi masalah mental dan semangat juangnya untuk mendunia memang menurut saya kurang. Kedua soal teknik bermain menurut saya hanya kurang ulet saja, karena dari cara berpikir itu pasti pengaruh. Namun begitu, saya perlu waktu untuk diskusi dengan pemain saya secara tepat dan benar tentang apa yang harus dilakukan untuk jadi lima terbaik di dunia," ujar Hendry lagi.
Lebih jauh, Hendry mengungkapkan jika target terdekatnya adalah SEA Games 2017 dan Asian Games 2018, atau bahkan sampai Olimpiade 2020.
"SEA Games dan Asian Games tentu harus ada target karena ada dukungan fasilitas dan dukungan besar semestinya bisa. Tapi kontrak saya sebagai pelatih tunggal sebenarnya selesai Desember tahun ini. Insya Allah bisa terus dipakai," pungkasnya.
(mcy/nds)











































