Haryanto, pria kelahiran 1 Desember 1964, telah menghabiskan hampir lebih dari separuh hidupnya untuk mendukung tim bulutangkis Indonesia. Dia rela merogoh koceknya sendiri demi melanglang buana ke berbagai tempat di berbagai belahan dunia. Tujuannya hanya satu: memberikan dukungan kepada atlet-atlet bulutangkis Indonesia yang tengah berlaga di turnamen-turnamen internasional.
Haryanto biasanya tampil khas dengan busana bernuansa Merah-Putih plus peci dan tak lupa bendera Indonesia selalu di genggaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membiayai perjalanannya ke berbagai negara, Haryanto memiliki penghasilan dari usaha kecil-kecilan di Malaysia. Tapi, dia tak cuma menjadi suporter bulutangkis di Indonesia dan Malaysia. Haryanto sudah pernah menyambangi hampir seluruh negara di Asia, serta dua kali ke Eropa.
"Semuanya biaya sendiri, terkadang dibantu sama PBSI. Kalau sudah babak-babak akhir saya kehabisan tiket, suka dibantu sama PBSI," tutur Haryanto.
Selama 36 tahun menjadi suporter bulutangkis, Haryanto telah merasakan berbagai pengalaman, dari yang menyenangkan sampai menyedihkan, dari diusir pihak keamanan stadion sampai dihina dan dimaki-maki oleh suporter negara lain.
Saat mendukung tim Indonesia di Piala Thomas-Uber 2016 yang berlangsung di Kunshan, China, bulan lalu, Haryanto sempat tidur di pelataran toko karena tidak bisa menuju penginapan lantaran jarang supir taksi yang bisa diajak berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
"Kalau ada yang menjelek-jelekkan Indonesia atau atletnya, saya merasa sakit hati. Saya sudah sering dihina dan dimaki orang, tetapi saya pantang mundur sebelum kalah. Saya tetap mensuporteri Indonesia, yang penting saya tidak mengganggu ketentraman orang lain," ujar Haryanto.
"Saya ke mana-mana selalu berangkat sendiri, nanti di negara yang dituju biasanya gabung sama teman-teman pendukung di sana. Kadang ada ketakutan juga, kalau kenapa-napa, apakah pemerintah mau membantu saya, paspor sih selalu saya bawa ke mana-mana. Kalau saya kenapa-napa, saya cuma kasihan sama anak istri saya yang menunggu di rumah," lanjut penggemar Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan itu.
Haryanto mengaku selalu membawa banyak atribut saat menjadi suporter. Bahkan dia membuat atribut baru untuk tiap turnamen. Jumlahnya pun tak tanggung-tanggung. Dia bisa membawa lima bendera Merah-Putih untuk satu turnamen.
"Atribut saya banyak sekali, kalau dibawa semua bisa dua koper juga nggak muat. Bendera Merah-Putih bisa bawa lima, kadang dikasih lagi sama suporter Indonesia yang lain. Baju banyak yang baru saya bikin," bebernya.
Apa yang dilakukan oleh Haryanto itu bisa dibilang luar biasa. PP PBSI pun memberikan apresiasi kepada pria berusia 51 tahun itu dalam sebuah acara di Pelatnas Cipayung, Rabu (8/6/2016) siang.
Acara penyerahan penghargaan dihadiri oleh Achmad Budiharto (Wakil Sekretaris Jenderal PP PBSI), Rexy Mainaky (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI), Yuni Kartika (Kasubid Humas dan Social Media PP PBSI), serta para atlet dan pelatih pelatnas.
"PBSI mengucapkan terima kasih kepada Pak Haryanto atas dukungannya selama ini kepada atlet bulutangkis Indonesia. Bulutangkis tidak ada artinya tanpa pendukung. Kami salut, di tengah penonton China di Kunshan yang tak mendukung Indonesia, dia tetap berani mengibarkan bendera Merah-Putih," kata Budiharto dalam rilis PP PBSI yang diterima detikSport.
"Dukungan bapak akan dibayar dengan prestasi pemain-pemain Indonesia," tambahnya.
![]() |
"Kita harus mencontoh semangat Pak Haryanto. Walaupun pemain Indonesia sedang berhadapan dengan lawan yang tidak mungkin dikalahkan, namun dia tetap optimis dan mendukung atlet Indonesia. Banyak yang meneriaki dia, buat apa didukung, sudah pasti pemain Indonesia kalah. Atlet juga harus punya semangat seperti itu, siapapun lawannya, harus optimis dan yakin," ujar Rexy kepada para atlet yang hadir.
Meski sudah puluhan tahun menjadi suporter bulutangkis Indonesia, Haryanto ternyata baru pertama kalinya menginjakkan kaki di Pelatnas Cipayung. Dia juga merasa takjub saat dikelilingi para atlet yang memberikan tepuk tangan kepadanya. Padahal, biasanya dialah yang melakukan hal itu.
"Saya terharu sekali karena saya dihargai oleh PBSI. Rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Pelatnas, bagus ya? Kalau lagi di luar negeri, saya sudah pernah tanya-tanya sama penghuni pelatnas, ternyata saya lihat sendiri dan bagus sekali," ujarnya.
![]() |
Selanjutnya, Haryanto akan bertolak ke Vietnam Open Grand Prix 2016 untuk mendukung pemain-pemain Indonesia yang akan bertanding pada Juli mendatang. (mfi/fem)