Bella menderita cedera lutut kirinya usai tampil di Piala Sudirman pada Mei 2015 lalu. Setelah melalui pemeriksaan oleh dokter PBSI, Bella dinyatakan mengalami putus ACL (Anterior Cruciate Ligament).
Namun, dokter dari PBSI memilih menyarankan Bella untuk melakukan Exercise Therapy dengan tujuan bisa sembuh kembali, melalui suntik dan obat. Setelah menjalani dua kali suntikan, Bella mengaku tak mendapatkan dampak apa-apa kecuali rasa sakitnya tidak hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'"Dalam kasus Bella ini terdapat instabilator yang disebabkan oleh putusnya ACL atau ligamen. Serta sudah terdapat luka penyerta. Sehingga satu-satunya cara bila ligamen putus adalah dengan rekonstruksi (operasi)," ujar Nelwan.
"Excerchise Teraphy itu memang sembuh. Tapi dia tidak bisa memperbaiki ligamen yang sudah rusak. Mau disuntik sampai satu drum pun tak akan balik. Pasti bila geser akan merasa sakit lagi.
"Makanya, mau kayak bagaimanapun, kalau tidak dioperasi pasti sakit lagi. Nah ini siapa yang frustasi, Bella sebagai pasien atau dokternya yang frustasi," cetusnya.
![]() |
Ketika ditanya, apakah ada kesalahan diagnosa yang dilakukan dokter PBSI? Nelwan enggan menjawab. "Ya... saya tidak bisa bilang apa-apa, silakan simpulkan sendiri."
Setelah menjalani operasi, Bella diprediksi bisa sembuh atau bisa tampil di pertandingan pada sembilan bulan mendatang. Meski bisa sembuh, kondisi pebulutangkis 27 tahun itu tidak bisa 100 persen.
"Targetnya sembilan bulan bisa sembuh, setelah enam bulan, bisa pegang raket, latihan dan baru bisa main pada sembilan bulan.
"Tapi tidak mungkin 100 persen (kondisi) Bella, pasti ada kurangnya. Tapi kami akan usaha yang terbaik untuk Bella dengan usaha yang wajar, yang profesional, bukan coba-coba," simpulnya.
(ads/a2s)