Makan Malam Bersama Peraih Medali Emas Olimpiade, Gita Wirjawan Dikritik

Makan Malam Bersama Peraih Medali Emas Olimpiade, Gita Wirjawan Dikritik

Mercy Raya - Sport
Rabu, 05 Okt 2016 01:48 WIB
Foto: detikSport/Rachman Haryanto
Jakarta - Kegiatan makan malam yang dilakukan oleh Gita Wirjawan bersama peraih medali emas Olimpiade dan pengprov-pengprov menuai kritik. Gita dianggap menyalahgunakan kapabilitasnya sebagai Ketua Umum PBSI untuk berkampanye dengan memanfaatkan atlet dan anggaran dari PP PBSI.

Senin (3/10) kemarin, Gita bersama pengurus PBSI memang menggelar acara makan malam bersama peraih medali emas Olimpiade, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, dan ramah tamah di Lagoon Cafe, The Sultan Hotel, Jakarta.

Acara tersebut juga dihadiri oleh para pengurus pusat PBSI dan pengurus provinsi. Kebetulan, sebelumnya PBSI juga mengadakan rapat pleno dengan pengurus pusat, jelang Musyawarah Nasional (Munas) PBSI. Munas PBSI akan digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 31 Oktober-1 November 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, acara makan malam tersebut rupanya tak disambut dengan baik oleh semuanya. Sekretaris Dewan Pengawas PP PBSI, Abdullah Fadri Auli, adalah salah satu yang kecewa. Menurutnya, acara makan malam itu sudah menyalahi aturan.

"Semalam ada kegiatan ramah tamah dengan Olimpiade cuma isinya justru jadi ajang kampanye," ucap Abdullah yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Provinsi PBSI Lampung ini.

Tak hanya makan malam dan ramah-tamah, acara tersebut juga mengundang beberapa pengurus provinsi. Empat di antaranya, yaitu Pengprov Nangroe Aceh Darussalam, Pengprov Kepulauan Riau, Pengprov Sulawesi Utara, dan Pengprov Kalimantan Barat menyampaikan kesan mengenai detik-detik kemenangan Tontowi/Liliyana di Final Olimpiade.

Di sela-sela pemberian pesan dan kesan tersebut, terselip juga pernyataan terkait kesan kepemimpinan Gita selama periode 2012-2016. Bahkan salah satu pengprov, yakni Nangroe Aceh Darusallam, secara terbuka mengklaim bahwa 21 pengprov telah menyatakan dukungan kepada Gita untuk maju lagi menjadi Ketua Umum PBSI.

Inilah yang kemudian dikritik oleh Abdullah. Hingga akhirnya, acara makan malam dan ramah tamah itu pun berbuntut panjang karena ada ketidaksepakatan dari beberapa pengprov.

"Persoalannya apakah dibenarkan seorang calon yang mendeklarasikan diri dengan memanfaatkan atlet Olimpiade dan menggunakan anggaran PBSI? kalau ingin demikian pakailah anggaran sendiri," kata Abdullah.

Tak hanya Abdullah, Ketua Harian PBSI Banten, Muhammad Ferli, juga mengungkapkan hal senada.

"Pengprov Banten diundang makan malam secara dadakan. Undangan makan malam Owi/Butet hanya alasan untuk mendukung salah satu calon dan ini tidak fair, belum mengadakan munas tetapi sudah menggiring opini publik. Banten dengan tegas menolak itu," katanya.

(mcy/roz)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads