Di kedua turnamen tersebut, langkah Angga/Ricky sama-sama hanya sampai semifinal. Mereka juga disingkirkan oleh lawan yang sama yakni ganda putra Thailand, Bodin Isara/Nipitphon Phuangphuapet.
Di Denmark Terbuka Super Series Premier dua minggu silam, Angga/Ricky tak mampu mengeluarkan permainan terbaiknya. Mereka pun kalah dua gim langsung 11-21, 18-21 dari Bodin/Nipitphon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal di dua pertemuan sebelumnya, Angga/Ricky selalu bisa menaklukkan Bodin/Nipitphon. Dengan demikian, rekor pertemuan kedua pasangan ini kini menjadi imbang 2-2,
"Pemain Thailand ini banyak majunya. Perkembangannya banyak, terutama Nipitphon. Biasanya setiap pertandingan kalau yang diincar itu Nipitphon, pasti mati dan banyak error-nya, tapi sekarang dia banyak kemajuan," ujar Herry dalam rilis PP PBSI yang diterima detikSport.
"Menurut saya kekalahan Angga/Ricky di Denmark karena permainan mereka tidak keluar. Tidak ada keberanian dari mereka. Tapi kekalahan di Perancis ini, mereka dapat banyak hikmah dan pelajaran. Kekalahan Angga/Ricky di Perancis masih bisa dipertanggungjawabkan," lanjutnya.
"Kalah di game pertama, Angga/Ricky bisa merubah pola di game kedua dan berhasil. Di game ketiga juga sempat unggul walaupun akhirnya kalah. Sebenarnya bisa menang, cuma mungkin unsur hoki saja," kata Herry lagi.
Berkaca dari dua turnamen tersebut, Herry pun mengevaluasi penampilan anak didiknya itu. Dia telah menyiapkan program tambahan untuk memperbaiki performa Angga/Ricky.
"Menurut saya ada dua aspek yang harus diperbaiki Angga/Ricky, yaitu dari segi fisik dan tekniknya. Terutama Angga, masalah kekuatan tangan dan kaki harus ditambah lagi. Untuk Ricky sudah bagus, tapi tidak ada salahnya untuk ditambah lagi agar lebih mantap di lapangan," ucapnya.
(nds/raw)