Dalam empat tahun belakangan, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari masih terus menjadi andalan untuk meraih prestasi di berbagai turnamen internasional.
Dari gelar juara All England hingga emas Olimpiade Brasil, pemenangnya masih muka-muka lama yang biasa menjadi andalan Indonesia untuk meraih prestasi tertinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, hal itu dinilai masih kurang agar proses regenerasi pebulutangkis di tanah air tak hilang satu generasi.
"Pengurus baru harus bisa menciptakan pemain muda supaya ada regenerasi. Selama ini, jika ada satu pemain yang sangat bagus, misalnya Taufik Hidayat, maka fokusnya akan terus ke sana hingga regenerasi kurang diperhatikan," kata pengamat olahraga Tommy Apriantono dalam perbincangan dengan detikSport.
"Pemain lapis berikutnya harus dimunculkan, harus ada pemain baru," ujarnya.
Sebagai upaya regenerasi itu, Tommy mempunyai saran. Memaksimalkan peran daerah menjadi salah satu kunci agar bisa memuluskan regenerasi.
"Pengda harus turun tangan untuk membantu pusat. Pada dasarnya mereka adalah perpanjangan tangan dari pengurus pusat," kata Tommy.
"Harus ada lebih banyak kejuaraan di daerah untuk menemukan bibit-bibit baru. Provinsi-provinsi penyumbang atlet seperti Sulawesi Utara juga harus mendapatkan prioritas untuk pembinaan."
"Andai ada dana yang bisa disalurkan, harus segera sampaikan ke daerah. Dengan begitu, penjaringan pemain baru dilakukan dengan lebih maksimal," katanya.
(cas/mfi)