Ricky Soebagdja Bahas soal Lambatnya Regenerasi Pebulutangkis Top Indonesia

Ricky Soebagdja Bahas soal Lambatnya Regenerasi Pebulutangkis Top Indonesia

Mercy Raya - Sport
Kamis, 24 Nov 2016 18:31 WIB
Foto: Warren Little/Getty Images for Falcon
Jakarta - Para pebulutangkis Indonesia tidak kekurangan turnamen, tapi tentu ada alasannya jika kemudian yang muncul masih nama yang itu-itu saja. Apa?

"Sebenarnya kalau kita dibilang kekurangan regenerasi tidak juga karena ada banyak Sirnas (sirkuit nasional) dan turnamen-turnamen swasta," kata Demisioner Kepala Sub Bidang Pelatnas PBSI Ricky Soebagdja di kantor PT Pertamina, Gambir, Jakarta, Kamis (24/11/2016).

Yang menjadi masalah utama adalah bahwa PBSI saat ini masih terlalu sering mengandalkan atlet-atlet senior seperti Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Liliyana Natsir, dan Tontowi Ahmad. Itulah yang menjadi pekerjaan rumah (PR) di kepengurusan PBSI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tetapi kita itu selalu mengandalkan pemain-pemain senior yang tolak ukurnya adalah selalu juara. Di Indonesia ini kan nomor satunya adalah juara, sementara nomor duanya itu dianggap gagal. Jadinya malah tidak mendorong regenerasi pemain-pemain pelapis untuk diturunkan di turnamen Internasional," beber Ricky yang juga mantan pebulutangkis andalan Indonesia.

Masih bicara soal regenerasi pebulutangkis dalam usaha berprestasi, Ricky juga menyebut bahwa pelatnas sekarang tidak bisa disamakan dengan zamannya dulu, atau bahkan sebelum itu, karena fasilitas, dukungan, dan teknologinya pun berbeda.

"Tapi masih ada satu yang tetap harus dipegang oleh kita semua yaitu disiplin. Di luar itu, untuk meraih satu juara saja dari lima sektor pun sulit sekali karena program pelatihan klub dan daerah beda-beda," ujarnya.

"Makanya kepengurusan kami, saat itu, membuat program yang disetarakan dengan semua daerah. Ya poinnya adalah kita harus lebih bekerja keras untuk mengejar keterlambatan regenerasi ini," bebernya.

(mcy/krs)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads