Sebuah investigasi BBC dan Buzzfeed menemukan bukti-bukti pengaturan skor tenis di level teratas pada Januari tahun lalu. Dalam lebih dari sekade lalu, ada sekelompok 16 petenis yang menempati peringkat 50 dunia yang dicurigai terlibat dalam pengaturan skor.
Namun semua petenis itu, yang termasuk pemenang Grand Slam, diizinkan untuk kembali bermain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diakui Haggerty, adanya pengaturan skor sangat disayangkan olehnya. Maka itu kesadaran soal pentingnya edukasi terkait tenis perlu ditingkatkan khususnya pemain junior.
"Turnamen harus bebas dari match fixing. Jika memang terbukti bersalah, kami akan mengganjar hukuman. Tapi kami juga harus melakukan investigasi terlebih dulu agar sanksi yang diberikan tepat," kata Haggerty, di sela-sela pertemuan dengan PP PELTI di Hotel Fairmont Senayan, Minggu (15/1/2017).
"Saya tidak syok (ada match fixing) tetapi lebih kepada kecewa kenapa sampai hal itu terjadi. Saya juga prihatin (jika petenis junior terlibat). Ini menunjukkan kita harus lebih banyak memberikan edukasi mengenai tenis dan kita perlu meyakinkan supaya hal itu tidak terjadi lagi" ujar dia lagi. (mcy/rin)











































