Presiden ITF Bicara tentang Maraknya Pengaturan Skor Tenis

Presiden ITF Bicara tentang Maraknya Pengaturan Skor Tenis

Mercy Raya - Sport
Senin, 16 Jan 2017 07:03 WIB
Presiden ITF Bicara tentang Maraknya Pengaturan Skor Tenis
Foto: Mercy Raya / Detiksport
Jakarta - Belakangan ini marak muncul kasus pengaturan skor tenis. Hal ini membuat Presiden Federasi Tenis Internasional (ITF) David Haggerty merasa prihatin.

Sebuah investigasi BBC dan Buzzfeed menemukan bukti-bukti pengaturan skor tenis di level teratas pada Januari tahun lalu. Dalam lebih dari sekade lalu, ada sekelompok 16 petenis yang menempati peringkat 50 dunia yang dicurigai terlibat dalam pengaturan skor.

Namun semua petenis itu, yang termasuk pemenang Grand Slam, diizinkan untuk kembali bermain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan di awal tahun ini, polisi di Australia mendakwa juara Australia Terbuka junior, Oliver Anderson (18) dengan pengaturan skor saat mengikuti turnamen tingkat rendah bada Oktober 2016. Beberapa hari kemudian, petenis Australia lainnya, Nick Lindahl -- kini pensiun -- didakwa tujuh tahun skors dan denda 35 ribu dolar AS karena sengaja kalah kala bermain di turnamen minor pada 2013.

Diakui Haggerty, adanya pengaturan skor sangat disayangkan olehnya. Maka itu kesadaran soal pentingnya edukasi terkait tenis perlu ditingkatkan khususnya pemain junior.

"Turnamen harus bebas dari match fixing. Jika memang terbukti bersalah, kami akan mengganjar hukuman. Tapi kami juga harus melakukan investigasi terlebih dulu agar sanksi yang diberikan tepat," kata Haggerty, di sela-sela pertemuan dengan PP PELTI di Hotel Fairmont Senayan, Minggu (15/1/2017).

"Saya tidak syok (ada match fixing) tetapi lebih kepada kecewa kenapa sampai hal itu terjadi. Saya juga prihatin (jika petenis junior terlibat). Ini menunjukkan kita harus lebih banyak memberikan edukasi mengenai tenis dan kita perlu meyakinkan supaya hal itu tidak terjadi lagi" ujar dia lagi. (mcy/rin)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads