Sharapova awalnya dihukum selama dua tahun setelah positif doping di Australia Terbuka 2016 lalu. Petenis asal Rusia itu terbukti mengonsumsi meldonium, zat yang masuk daftar terlarang.
Pada prosesnya, hukuman Sharapova dipotong menjadi 15 bulan. Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menilai Sharapova tidak berniat memakai doping karena ketidaktahuannya akan adanya perubahan daftar zat terlarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bouchard menilai Sharapova telah menjadi contoh buruk dan tak seharusnya diperbolehkan kembali bermain. Dia juga mengaku tak lagi mengidolakan Sharapova.
"Dia adalah penipu dan saya pikir seorang penipu dalam olahraga apapun tidak seharusnya boleh bermain lagi," ujar Bouchard kepada TRT World seperti dikutip dari Reuters.
"Ini tidak adil untuk pemain-pemain lain yang menjalani semua dengan benar dan sungguh-sungguh. Saya pikir dari WTA, ini mengirim pesan yang salah ke anak-anak muda: 'berbuat curang dan kami akan menyambut kalian dengan tangan terbuka'."
"Saya pikir itu tidak benar dan (Sharapova) jelas bukan lagi seseorang yang jadi panutan saya," katanya menegaskan.
[Baca juga: Reaksi Sharapova terhadap Kritik Dari Para Rival]
(nds/fem)