Piala Sudirman 2017: Perjudian Susy Susanti di Tanah Asing

Piala Sudirman 2017: Perjudian Susy Susanti di Tanah Asing

Femi Diah - Sport
Rabu, 17 Mei 2017 11:50 WIB
Foto: Femi Diah/detikSport
Jakarta - Susy Susanti mengangkat tori Piala Sudirman pada tahun 1989. Kini, dia tengah dalam perjalanan menuju Gold Coast untuk merengkuhnya lagi. Sebuah perjudian?

Istora nyaris menjadi saksi hasil memalukan Indonesia pada gelaran perdana Piala Sudirman di tahun 1989. Sebagai penggagas dan tuan rumah, pasukan Merah Putih sudah tertinggal 0-2 dari Korea Selatan.

Eddy Hartono/Gunawan dikalahkan Park Joo Bong/Kim Mon Soo 9-15, 15-8, 13-15. Verawaty Fajrin/Yanti Kusmiati kandas di tangan Hwang Hye Young/Chung Myung Hee dua set (sekarang gim) 12-15, 6-15. Satu partai lagi buat Korea maka Indonesia habis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampilan Susy sebagai pemain ketiga juga membuat senam jantung para penonton. Susy kandas dari Lee Young Suk pada set pertama dengan skor 10-12.

Susy juga kesulitan untuk meraih poin pada set kedua. Dia ketinggalan 2-10. Penonton menjadi kian gaduh. Separuh tribun mulai kosong. Mereka meninggalkan stadion. Dengan sistem pindah bola, sulit untuk membalikkan keadaan. Lebih baik absen ketimbang harus menyaksikan kekalahan para pebulutangkis kebanggaan mereka. Mungkin begitu pikir para penonton.

Tontowi Ahmad, salah satu andalan Indonesia di Piala Sudirman 2017Tontowi Ahmad, salah satu andalan Indonesia di Piala Sudirman 2017 Foto: Rengga Sancaya

Namun, celakalah buat penonton yang memilih pulang. Susy menyuguhkan tontonan menarik di dalam Istora yang tempat duduknya sudah renggang dari penonton.

Susy meniupkan asa untuk pasukan Indonesia. Dia mengirimkan sebuah pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia via siaran langsung RRI. Indonesia belum habis. Istora adalah kandang kita.

Susy yang kala itu masih berusia 18 tahun--setara tunggal putri di Piala Sudirman 2017 saat ini Fitriani--berhasil menyamakan kedudukan 10-10. Dia bahkan berhasil membalikkan keadaan 12-10. Set ketiga berjalan lebih mudah. Dia berhasil memenangkan dengan set ketiga dengan skor gemilang 11-0.

Kemenangan Susy menginspirasi wakil Indonesia pada dua partai berikutnya. Hingga akhirnya Indonesia memastikan untuk mengangkat trofi dengan tambahan kemenangan dua partai berikutnya.

Edy Kurniawan menang telak atas Han Kok Sung 15-4, 15-3. Ganda campuran Eddy Hartono/Verawaty juga meraih kemenangan atas Park Joo Bong/Chung Myung Hee 18-13, 15-3.

"Buat semua saja, selama pertandingan itu belum selesai kita tak bisa tentukan pemenangnya. Kita bisa mengubah sesuatu dari nothing menjadi something," kata Susy.

Optimisme itulah yang tengah ditularkan Susy si pemilik medali emas 1992 Barcelona kepada pasukan muda Indonesia ke Piala Sudirman 2017 di sebuah tanah yang asing untuk jagat bulutangkis, Gold Coast, di benua Australia mulai 21-28 Mei. Susy tak khawatir dengan hasil akhir yang dituai Mohammad Ahsan dkk. di Benua Kanguru nanti.

Susy yang kini menjadi manajer tim Indonesia sama sekali tak menitipkan ambisinya ataupun berpikir tentang nama besarnya. Dia hanya berpesan agar pasukan ke Gold Coast tampil mati-matian karena ada Garuda di dada mereka.

"Kalau dibilang takut (menodai karier bulutangkis) atau enggak saya enggak pernah takut, yang penting maksimal, hasil belakangan. Saya hanya ingin menunjukkan dedikasi dan tanggung jawab serta kerja keras untuk Indonesia," ujar Susy yang juga menjabat sebagai kepala bidang pembinaan dan prestasi PP PBSi periode 2016-2020 itu.

Skuat Indonesia ke Piala Sudirman 2017 di Gold CoastSkuat Indonesia ke Piala Sudirman 2017 di Gold Coast Foto: PB PBSI

Kini, Susy membawa pasukan berisi 20 pemain, sepuluh pemain putra dan sepruh lainnya putri. Susy tak bisa menurunkan kekuatan terbaik karena beberapa pemain cedera.

Sudah begitu, kekuatan di sektor tunggal timpang dengan belum ada satupun pemain yang menjadi juara grand prix dan level di atasnya. Belum satupun pemain tunggal putra dan putri Indonesia menembus peringkat 20 besar dunia.

Minarti Timur, asisten pelatih tunggal putri pelatnas PBSI, yakin Susy yang berpengalaman dalam lima Piala Sudirman mampu menuntun tim Indonesia yang menjadi underdog untuk membuat kejutan.

"Semoga hoki dan keajaiban Susy menular kepada tim ini," lirih Minarti berucap.


(fem/krs)

Hide Ads