Pukulan besar didapatkan PBSI di Indonesia Open yang bergulir mulai 12 Juni lalu. Induk organisasi bulutangkis Tanah Air itu hanya meloloskan empat wakil ke babak delapan besar. Yakni, ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, serta dua ganda putri Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Wiranto yang terpilih sebagai ketua umum PBSI periode 2016 sampai 2020 pada Oktober 2016 dan dilantik pada Januari 2017 itu menyebut rontoknya para pemain unggulan Indonesia di Indonesia Open tersebut sudah dimulai sejak di pelatnas PBSI. Dia bilang fasilitas pelatnas sudah harus diperbarui.
"Begini ya, kami kan baru berbenah. Berapa bulan saya menjabat ini, yang perlu saya benahi pertama pelatnas dulu. Pelatnas sekarang ini kan dibangun tahun 1982, nggak pernah direnovasi, sehingga keadaan pelatnas menyedihkan sekali," kata Wiranto saat ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kan baru dua bulan saya membenahi itu, sehingga sementara ini kita belum mendapatkan intake baru, personel-personel, skuat-skuat baru yang dapat menyegarkan kualitas bulutangkis di 8ndonesia. Sementara, kami masih utak-atik dengan pemain yang lama," ujarnya.
Menurutnya, untuk mendapatkan pemain terbaik membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun pencarian. Wiranto menyebut saat ini PBSI masih fokus untuk memggenjot pemain lama.
"Kita sekarang memoles pemain-pemain yang sudah ada, untuk apa, untuk supaya ada penambahan masalah teknis, penambahan mentalnya, penambahan staminanya, itulah yang kita genjot dulu, dan ini sedang kita usahakan dulu, target kita beberapa event yang akan datang kita bisa menyabet juara itu. Walaupun memang sekarang ketat sekali," ungkap dia.
(fem/fem)