Delgado, 23 tahun, bersama Cortez hadir di Jakarta Convention Centre (JCC) Senayan untuk melihat pebulutangkis favoritnya bermain. Mengenakan jersey hijau-hijau, Jorge tak tampak canggung berada di JCC, dia bahkan santai wira-wiri di dalam JCC.
"Saya orang Meksiko tapi sebenarnya saya tinggal dan kerja di Manila. Saya datang ke sini karena saya suka bulutangkis. Ayah saya adalah pemain bulutangkis, kalau saya hanya sekadar hobi bukan profesional," ungkap Jorge saat diajak berkenalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah nonton Indonesia Open sejak babak pertama dimulai. Saya mengidolakan Jan O Jorgensen. Sayang dia kemarin kalah. Tapi memang banyak pemain-pemain terbaik yang kalah kemarin. Di sini banyak kejutan," ungkap Delgado
Setelah obrolan makin relaks, Delgado menjelaskan kalau dia bukan sekali ini nonton langsung Indonesia Open. Dia hadir di Istora tahun lalu. Selama dua tahun terakhir ini pula, Delgado menyisihkan penghasilannya untuk traveling ke Jakarta, khusus untuk menyaksikan langsung Indonesia Open.
"Saya mengumpulkan uang setelah tahu kalau bulan ini ada Indonesia Open. Dan, ini tahun kedua saya nonton Indonesia Open. Tahun lalu di Istora," katanya.
"Memang ada perubahan dari yang dulu dengan sekarang. di JCC lapangannya lebih sedikit daripada Istora yang punya empat lapangan. Pertandingan jadi molor dan penonton banyak yang mengantuk. Sekarang saja mulainya jam empat, jam berapa lagi kelarnya. Mungkin akan malam juga," sambungnya.
"Selain itu, tiket di sini juga lebih mahal ketimbang di Istora. Saya itu bisa mengeluarkan uang sampai 50 euro," kata Jorge yang membeli tiket VIP B langsung di tempat ini.
Kendati mengeluhkan masalah waktu dan tiket, namun dia cukup terkesan dengan atmosfer turnamen yang ada di JCC. Menurutnya, tak ada perubahan jika dari suasana, sebab semua orang ramah-ramah.
"Di sini juga menyenangkan, seperti makanannya, dan hiburan lainnya. Kamu bisa bersantai di sini. Penonton di sini ramah-ramah, saya sangat menikmatinya," ujar Delgado.
Setelah unggulan banyak yang gugur, bukan berarti menyurutkan semangat dia untuk terus menyaksikan turnamen tersebut. Dia berencana menonton sampai partai final selesai digelar.
"Saya akan nonton sampai final. Setelah itu malamnya saya pergi ke Bali untuk melakukan liburan selama sepekan. Setelah itu, saya pulang ke Manila untuk kembali bekerja," ujarnya.
Setelah pemain idolanya, Jorgensen, kandas di babak kedua, Delgado mengalihkan jago untuk menjadi juara turnamen super series premier berhadiah Rp 13 miliar itu. Dia menyebut Chen Long, Tai Tzu Ying, dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir bakal menjadi juara di masing-masing sektor.
"Pemain Indonesia bagus-bagus. Saya yakin mereka ada yang juara. Seperti Tontowi/Liliyana. Khusus tunggal putra kemungkinan Chen Long akan berjaya. Sementara tunggal putri, setelah Carolina Marin dan Ratchanok Intanon kalah, Tai Tzu Ying seperti bisa menjuarai turnamen tahun ini," ungkap dia.
(mcy/fem)











































