Pada hari pertama penyelenggaraan Indonesia Open saja sudah ada beberapa pebulutangkis unggulan yang rontok berguguran. Sebut saja Carolina Marin dan Victor Axelsen, sampai Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
[Baca juga: Perubahan Venue ke JCC Dinilai Beri Kontribusi Mudahnya Unggulan Tumbang]
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Baca juga: Chong Wei Komentari Rontoknya Pemain-Pemain Unggulan di Babak Pertama]
Di sisi lain, ada pula kejutan-kejutan dan hasil di luar ekspektasi. Dari Indonesia, misalnya, dengan keberhasilan ganda putri Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menembus semifinal. Ditambah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran, 'Merah Putih' punya tiga wakil di semifinal pada hari Sabtu (17/6/2017) ini.
"Ada tiga perwakilan semifinal yang bisa masuk. Pertama di luar ekspektasi adalah Anggia dan Ketut, kemudian Fajar/Rian itu juga sesuatu yang buat kami bangga dan senang," kata Sekretaris Jenderal PBSI Achmad Budiharto kepada detikSport di JCC Senayan.
"Kami berharap di semifinal ini ada satu atau dua yang lolos ke final sehingga bisa jadi hiburan dan harapan bulutangkis Indonesia," lanjutnya mengenai partai-partai hari ini.
Ia kemudian juga bicara mengenai rontoknya pemain-pemain unggulan di turnamen kali ini. Ia menyebutnya sebagai sebuah berkah tersendiri buat sejumlah pemain lain.
"Yang menarik di turnamen 2017 ini adalah begitu banyak unggulan yang berguguran. Apa pun alasannya itu adalah fakta yang memang terjadi dan ini mudah-mudahan memberi kesempatan kepada semua untuk ke babak berikutnya," ujar Budiharto.
"Memang kalau kita lihat persaingan di top 10 atau top 20 sangatlah ketat. Tapi kembali lagi ini peluang besar buat pemain kita (Indonesia) untuk bisa jadi raja di rumah sendiri. Jadi perubahan venue jadi keuntungan buat tuan rumah? Ha...ha...ha ya bisa begitu. Blessing-lah ya," sebutnya.
(mcy/krs)











































