Sudah empat tahun wakil Indonesia tak pernah ada yang mampu keluar sebagai juara di Indonesia Open. Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi wakil Indonesia terakhir yang bisa juara di Indonesia Open, yakni pada 2013.
Dengan lamanya puasa gelar di rumah sendiri, banyak orang yang bertanya-tanya mengenai betapa sulitnya juara di kandang sendiri. Pertanyaan itu semakin membesar setelah ganda putra unggulan pertama, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, tumbang di babak pertama Indonesia Open 2017, yang berlanjut pada rentetan gugurnya wakil Indonesia lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di event yang besar ini seperti Indonesia Open dan penuh fasilitas yang megah, sebenernya kami kepinginnya juara jadi berimbang. Animo di sini kan sangat luar biasa," kata Christian Hadinata di JCC, Sabtu (17/6/2017).
"Main di rumah sendiri itu tidaklah mudah. Tekanan pasti sangat besar. Setelah menghadapi tekanan lawan, pemain harus tertekan dengan harapan suporter," sambungnya.
"Tapi, di era sekarang suporter cukup baik, beda di era saya. Kalo saya main di rumah sendiri itu deg-degan juga karena komentar-komentarnya sangat "luar biasa", kalau main jelek disuruh pulang, terus ada yang bilang 'kok main kaya gini bisa jadi pemain nasional, apa tidak salah pilih?' itu cukup mengganggu telinga saya," beber pria 67 tahun itu.
Koh Chris merupakan mantan pebulutangkis Indonesia yang melegenda di dunia. Dia tercatat sudah meraih tiga gelar All England dan juara dunia di dua nomor (ganda putra dan ganda campura) sekaligus pada tahun 1980.
(cas/cas)











































