Indonesia Open 2017 berlangsung sejak 12-18 Juni 2017 di Jakarta Convention Center Plenary Hall. Sejak saat itu juga, para penonton yang hadir untuk menyaksikan pertandingan akan sering menemui barisan wanita cantik dengan balutan seragam merah dan biru.
Mereka adalah SPG di kejuaraan ini, yang bertugas membantu para penonton yang hadir untuk memberikan berbagai informasi di lokasi pertandingan dan juga menjaga kenyamanan para penonton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang bertugas sebagai SPG juga tidak semuanya harus ikut serta selama perhelatan Indonesia Open. Beberapa orang ikut bekerja sebagai SPG sembari mengisi waktu luang. Seperti halnya Jeni Rifani, 19 tahun, yang punya tugas menjaga area bermain slide atau perosotan.
"Aku di sini tuh cuma hari Selasa, Jumat, Sabut, dan Minggu. Jadi cuma pas lagi libur kuliah aja. Nah, di hari Rabu aku nggak ikut soalnya kuliah dari pagi sampai sore," ungkap Jeni kepada detikSport di JCC.
"Di sini tuh sistem shift. Jadi jam 7 pagi udah harus standby dan jam sembilan udah mulai kerja sampai jam lima sore, itu yang pertama. Yang kedua itu dari jam 12 siang sampai jam delapan malem. Tapi, tergantung dari pertandingannya juga sih," sambung wanita yang kuliah di salah satu universitas swasta di kawasan Jakarta Selatan.
"Aku di sini juga rolling-rolling tempat. Misalnya yang di gate tugasnya bagi-bagi air bag, kalo di area slide itu ngawasin anak-anak yang lagi main games, yang di TV digital itu untuk kasih informasi yang di dalam," tambah Jeni.
![]() |
Bekerja sebagai SPG di Indonesia Open bisa dikatakan tidak gampang-gampang amat. Sebab, selama tujuh hari pertandingan mereka akan berjumpa dengan karakter manusia yang berbeda-beda.
Hal tersebut tentu harus bisa diantisipasi dengan baik agar tidak membuat pengunjung merasa kesal atau marah. Seperti halnya saat mengawasi anak-anak yang sedang bermain.
"Di sini banyak enaknya karena enjoy. Nggak enaknya kalo pas kebagian jaga slide terus anak-anaknya pada nakal, susah dikasih tahu. Padahal aku kasih tahu itu untuk keselamatan mereka selama bermain. Kalo di dalam gate nggak ada masalah kecuali dingin."
Selain masalah anak-anak, ada juga keluhan lain yang dirasakan oleh para SPG, namun kali ini diungkapkan oleh beberapa orang pekerja yang berjaga di salah satu booth di JCC.
Dia adalah Putri Lestari, 26 tahun, yang mengaku punya kesulitan saat bertugas dan pulang larut malam. Sebab, dalam beberapa hari ini perhelatan Indonesia Open sering berakhir di pukul 01.00 WIB dinihari. Hal itu dikarenakan banyaknya pertandingan yang harus berakhir dengan rubber game.
"Nggak enaknya itu karena saya tugasnya pegang uang. Kalau salah tulis atau apalah, pasti jadi nombok. Terus ya itu, pulangnya overtime terus karena sudah beberapa hari pulang tidak sesuai jadwal apalagi rumah saya jauh. Selebihnya sih enak. Kerjaannya kan, gini-gini aja. Seperti jaga counter." kata Putri yang bekerja di salah satu booth penjualan.
"Di sini juga sistemnya dua shift dengan porsi delapan jam kerja. Mulai kerja nggak nentu, tergantung kami mau mulai jam berapa. Semakin lama kami masuk semakin malam pulang," sambung Putri yang juga dibenarkan oleh beberapa temannya.
![]() |
Meski pekerjaan mereka terbilang melelahkan, para SPG ini juga mengaku sangat senang bisa terlibat di acara Indonesia Open. Beberapa mengaku bisa bertemu dan menonton langsung permainan berbagai atlet bulutangkis mancanegara. (raw/raw)