Bersama Tontowi, Liliyana menjadi salah satu tumpuan pada Kejuaraan Dunia 2017 di Glasgow, Skotlandia bulan Agustus. Liliyana harus berkejaran dengan waktu untuk menyembuhkan cedera lutut kanan yang membekapnya.
Cedera itu didapatkan sejak China Open 2016, bahkan sampai memaksa Butet--sapaan akrab Liliyana--absen dari Piala Sudirman bulan Mei lalu. Liliyana membuktikan cedera tak mengalahkan dia dengan keluar sebagai juara Indonesia Open 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal Liliyana sudah gemas untuk bisa berlatih penuh dengan Tontowi. Tapi, pelatih yang kerap menahan karena khawatir cedera kambuh lagi. Biasanya, kata Liliyana, rasa sakit timbul jika mengambil bola yang di luar ekspetasinya.
"Karena kaget, atau terlalu capek. Kalau capek suka nyut-nyutan, kaku kalau bangun, agak nyeri. Nah, kondisi ini yang berusaha diminimalkan sampai Asian Games pokoknya," kata peraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro ini.
"Saya sendiri persiapan stamina, tidur, makan dijaga benar. Karena faktor usia kita harus benar-benar jaga agar tidak drop dan harus fit. Pintar-pintar manage diri lah. Semoga di sisa waktu yang sebulan ini lutut saya bisa lebih baik lagi.
Soal target, atlet berusia 31 tahun ini, mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat capaian yang terbaik. "Kami sih mau berusaha maksimal, meski apapun hasilnya," ujarnya.
"Target sebenarnya bukan di Kejuaraan Dunia, tapi pribadi saya maunya medali emas di Asian Games untuk lengkapi gelar. Lebih dari itu, yang penting komunikasi berjalan baik, Tontowi menjalani persiapan dengan baik, saya memaksimalkan yang saya punya dengan keterbatasan ini, kami bisa main enjoy dan saya rasa kami masih ditakuti lah," ungkap pemain 31 tahun itu.
(mcy/fem)