Kejuaraan Dunia Bulutangkis bergulir di Glasgow, Skotlandia, 21-27 Agustus. PBSI menurunkan wakil-wakilnya pada lima nomor berbeda. Indonesia menurunkan empat pasangan; dua ganda pelatnas, dua lainnya dari nonpelatnas.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi, Susy Susanti, memberikan target khusus kepada dua ganda campuran pelatnas. Baik Jordan/Debby Susanto maupun Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sama-sama diharapkan bisa merebut gelar juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi, kami juga melihat Praveen/Debby ada keinginan untuk prestasi dan punya potensi jadi juara. Jadi, bagaimana mereka menjaga kondisi, peak perfomance, dan menjaga konsistensi dan fokus selama di sana," ujar dia.
"Karena sekarang ini lebih rapat (persaingannya). Siapa yang betul- betul strateginya bagus bisa saja menang. Tapi kadang-kaadang yang biasanya juara kali ini bisa kalah. Nah itu bisa karena fokus, cara dia main, dan taktik di lapangan. Jadi itu yang harus dijaga," katanya.
Susy memberikan instruksi khusus kepada Praveen dan Debby. Dia minta agar Praveen dan Debby tertantang untuk menjadi juara lagi setelah sukses All England 2015
"Betul (kurang konsisten). Setelah juara All England memang ada satu yang merasa belum konsisten. Mereka seringkali pada saat final agak sedikit beban, atau merasa 'aduh bisa gak ya'," ujar Susy.
"Tapi penanganan sudah kami lakukan ya, contoh panggil psikolog untuk mencari apa sih yang menjadi kendala? Karena secara permainan sebetulnya tak ada kendala dari mereka. Tapi secara kosentrasi, fokus, dan jaga poin, bahkan ketika sudah leading jauh ternyata bisa dikejar. Ini kan kesalahan nonteknis," katanya.
Susy dan barisan pelatih ganda campuran sudah memberikan penanganan khusus bagi Praveen dan Debby. Mereka mendapatkan bekal khusus untuk meningkatkan kepercayaan diri.
"Dan kami sudah paham dan atlet juga sudah mengerti bagaimana kami mengevaluasi dan memberi satu masukan dan penanganan khusus untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka, kemudian kesabaran di lapangan, kematangan menjadi juara," tutur perempuan 46 tahun itu.
"Ada proses tapi saya lihat sudah cukup baik. Saya lihat kalau dua orang kan banyak hal yang harus disatukan seperti komunikasi, pada saat di lapangan kekompakan. Tapi sekarang sudah ke arah yang lebih baik," ungkap dia.
"Mudah-mudahan ke depannya tidak hanya Tontowi/Liliyana tapi Praveen/Debby bisa juga tanggung jawab. Karena kalau begitu mereka akan tetap mengandalkan Tontowi/Liliyana. Saya selalu mengatakan sudah saatnya berbagi tugas bagi siapapun menjadi juara untuk Indonesia," ujar pemilik medali emas Olimpiade 1992 Barcelona itu.
(mcy/fem)











































