Praveen/Debby menuju Korea Terbuka dengan memanggul target sebagai salah satu penyumbang gelar juara. Keduanya ditantang untuk meraih titel lagi setelah puasa gelar setelah All England 2016. Target itu bahkan bukan kali ini saja, tapi mulai makin kencang saat mereka tampil di All England 2017.
Praveen/Debby berhasil menjawab tantangan itu dengan memenangi final di di SK Handball Stadium, Minggu (17/9/2017). Tampil sebagai unggulan keempat, ganda campuran pelatnas yang dibesarkan PB Djarum itu berhasil menyegel gelar juara usai mengalahkan pasangan China, Wang Yilyu/Hung Dongping, dengan skor 21-17, 21-18.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak All England kemarin kami benar-benar penasaran untuk naik podium lagi, cuma selalu tertunda. Tapi, akhirnya itu menjadi penyemangat kami untuk menaikkan motivasi dan akhirnya di sini kami bisa mendapat gelar," kata Debby seperti dikutip Badminton Indonesia.
"Kunci kemenangan kami, yaitu fokus di lapangan dari awal ampai benar-benar selesai. Kami juga memperbanyak komunikasi di lapangan. Saling memotivasi diri sendiri dan partner," Jordan mengungkapkan.
"Dari awal saat tahu lawan Cina, yang kami persiapkan itu siap capek dulu dan fokusnya harus konsisten dari awal sampai akhir. Kami lebih enjoy dari biasanya. Sama sekali nggak ada beban. Pertandingan tadi kami main lepas aja," tutur Jordan.
Selain itu, Debby memetik pelajaran berharga dari Australia Terbuka. Mereka harus puas sebagai runner-up setelah dikalahkan Zheng Siwei/Chen Qingchen dari China di babak final turnamen berhadiah total USD 750 ribu itu.
"Kami juga belajar dari pertandingan di Australia Open kemarin. Dimana kami sudah bisa sampai final, tapi justru melakukan kesalahan di partai puncak. Itu yang kami ingat terus, tapi juga tidak menjadi tekanan buat kami," Debby menimpali.
Bukan karena tambahan semangat bakal segera mengakhiri masa lajang Debby?
(fem/cas)