Anthony mengukuhkan diri sebagai juara Korea Terbuka dalam duel all Indonesia final. Dalam pertandingan di HK Handball Stadium, Minggu (17/9/2017), Anthony menang meski sempat kehilangan gim kedua dengan skor 21-13, 19-21, dan 22-20.
Sukses itu membuat Anthony berhasil menjadi juara turnamen super series untuk kali pertama. Dalam turnamen-turnamen super series sebelumnya, Anthony paling bagus mencapai babak semifinal, Hong Kong Open 2015 dan Australia Open 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasanya senang akhirnya bisa menjadi juara. Selama ini, saya juga sempat mengalahkan pemain unggulan, artinya capaian saya kali ini bukanlah sebuah hal yang karena keberuntungan saja. Ini merupakan hasil kerja keras saya bersama pelatih dan teman-teman di tunggal putra," kata Anthony kepada Badminton Indonesia.
"Dari awal pertama masuk saya main enjoy aja di lapangan. Nggak mikir gimana-gimana. Ketemu teman sendiri kan secara garis besar kami sudah sama-sama tahu. Kami lebih mengadu mental dan fokus di lapangan," ujar Anthony.
"Gim pertama, saya membaca sepertinya Jonatan belum mendapatkan tempo mainnya. Dia kayaknya masih ragu-ragu dan banyak mati sendiri. Saya coba tekan terus dari awal, jadi dia nggak berkutik," ujar atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat tersebut.
Dalam persaingan di gim kedua, Anthony dipaksa mengakui keunggulan permainan Jonatan. Namun, dari kekalahan di gim kedua itu pula, Anthony mengambil banyak pelajaran dan memenangi gim ketiga.
"Di gim kedua, dia sudah dapat feeling-nya. Di sisi lain, saya jadi kurang sabar. Saya sempat mau menyusul juga di poin-poin kritis, tapi terakhirnya sayang belum bisa," Anthony melanjutkan.
"Gim ketiga lebih nggak mau buru-buru, coba placing dulu. Baru begitu ada kesempatan baru saya ambil. Saya banyakin doa aja di lapangan dan meyakinkan diri sendiri, sudah nggak mikirin poin lagi," Anthony menjelaskan.
(fem/cas)