Pelatnas Asian Para Games 2018 Belum Mulai, David Jacos Latihan Mandiri

Jakarta - David Jacobs tak ingin membuang waktu menuju Asian Para Games 2018. Meski pemusatan latihan belum mulai, atlet tenis meja itu sudah berlatih keras di klub.

Jacobs menjadi salah satu atlet andalan Indonesia di pesta olahraga atlet-atlet difabel se-Asia tahun depan. Berbekal dua medali emas ASEAN Para Games 2017 Kuala Lumpur, atlet asal Makassar itu bertekad meraih emas di Asian Para Games nanti.

Namun, persiapannya menuju Asian Para Games 2018 belum bsia segera dimulai. Agar tak kehilangan waktu, dia tetap berlatih keras bersama rekan-rekan satu klubnya.

"Untuk saat ini pelatnas belum mulai. Karena itu, saya berharap Kemenpora dan National Paralympic Committee (NPC) bisa segera menggelar pelatnas," kata Jacobs kepada detikSport, Rabu (11/10/2017).

"Tapi saya tetap menjadi latihan seperti biasa untuk menjaga kondisi agar tidak turun. Karena khawatir jika tidak latihan justru akan memulainya dari nol lagi persiapannya," ujar dia lagi.

Atlet dengan nama lengkap Dian David Michael Jacobs itu menyadari tantangan Asian Para Games lebih besar. Apalagi, Indonesia didapuk menjadi tuan rumah, yang justru bisa menjadi beban tersendiri.

"Level di Asia memang lebih dari Asia Tenggara sehingga persiapannya harus lebih lagi. Evaluasi kemarin di Kuala Lumpur saya masih kerap terlambat panas makanya set pertama kalah. Nah, untuk ke depan harus lebih cepat," ujarnya menyoal perfoma di ASEAN Para Games.

Khusus Asian Para Games, Jacobs mengatakan belum mengetahui akan turun di berapa nomor, perorangan atau beregu, atau bahkan keduanya. Sampai saat ini belum ada keputusan. Namun, dia mempersiapkan keduanya. Jacobs saat ini berada pada kelas 10 Para-Tenis Meja (tingkat keterbatasan paling ringan).

"Sebenarnya tidak masalah ikut dua nomor atau satu. Saya tetap mempersiapkan keduanya dan menargetkan emas," kata dia.

"Tetapi kembali lagi persaingan Asia tentu lebih kuat. Terutama China jadi persiapannya harus lebih matang lagi. Kemarin Asian Para Games Incheon 2014 saya mendapat emas (perorangan) dan perak (beregu) kalah oleh China. Artinya, harus ada teknik-teknik baru yang dikembangkan lagi," ujar dia.

"Sementara di sektor tunggal, pemain Sri Langka juga tak bisa dianggap remeh. Sebab, saat di Incheon, pemain Sri Langka lah yang mengalahkan China di semifinal. Padahal prediksi awal, saya dan China di final, tapi dia bisa mengalahkan China," ujar dia.


(mcy/fem)