Agar Gregoria Tak Meredup dan Layu Setelah Juara Dunia Junior

Agar Gregoria Tak Meredup dan Layu Setelah Juara Dunia Junior

Femi Diah - Sport
Selasa, 24 Okt 2017 16:22 WIB
Gregoria Mariska Tunjung saat tampil di final Kejuaraan Dunia Junior Bulutangkis 2017. (dok. PBSI)
Jakarta - PP PBSI ditunggu tugas berat setelah Gregoria Mariska Tunjung sukses menjadi juara dunia junior. Itu agar Gregoria tak meredup dan malah menghilang.

Gregoria, 18 tahun, sukses menjadi juara dunia junior bulutangkis 2017. Keberhasilan itu sekaligus mengakhiri puasa gelar tunggal putri Indonesia 25 tahun lamanya. Gelar juara terakhir di sektor tersebut dipersembahkan oleh Kristin Yunita pada 1992.

Namun, setelah menjadi juara, Kristin Yunita 'tak terlihat'. Prestasinya juga tak bisa menyodok para seniornya di pelatnas Cipayung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkaca karier Kristin Yunita, PBSI pun ditunggu tugas berat agar Gregoria tak terhenti di level junior dan menjadi pemain semenjana. Apalagi, sudah cukup lama Indonesia tak memiliki pemain yang sanggup menembus papan atas dunia. PBSI menyadari sepenuhnya.

"Gregoria ini talenta baik yang harus dijaga dengan baik pula. Kami harus mampu mengembangkan potensi dia," kata Achmad Budiharto, wakil ketua umum PP PBSi, yang dihubungi detikSport, Selasa (24/10/2017).

Gregoria sudah menjadi investasi besar PBSI. Dia diperam di pelatnas ketika masih berusia 15 tahun, yakni pada 2014. Gregoria diharapkan mampu mengisi skuat utama Indonesia pada Olimpiade 2020 Jepang.

"Yang pasti kami harus segera menyiapkan step (langkah) berikutnya. Dia sudah harus lebih serius untuk tampil pada jenjang senior. Pekerjaan berat juga harus menjaga Gregoria agar tak cedera, tapi di sisi lain harus menambah jam terbangnya," ujar Budi.

Senada, asisten pelatih tunggal putri, Minarti Timur, akan berfokus memoles kemampuan menonjol yang dimiliki Gregoria; pukulan yang sulit ditebak. Selain itu, dia bakal meningkatkan kemantapan langkah Gregoria.

Apalagi, persaingan tunggal putri sangat ketat saat ini. Gregoria tak bisa merayakan euforia terlalu lama, sebab dia sudah ditunggu para pesaingnya di level senior yang usianya tak berbeda jauh dengan dia. Sebagai contoh, Akane Yamaguchi (Jepang) dan He Bingjia, yang masing-masing mengisi peringkat kelima dan kedelapan dunia, masih berusia 20 tahun.

"Ke depan Gregoria masih harus memperbaiki latihan fisik dan penguatan kaki lebih difokuskan, juga mental dia di lapangan harus lebih kokoh. Kemarin sudah mendingan, tapi masih harus ditingkatkan. Agar dia lebih garang di lapangan. Untuk pukulan dan skill Gregor lumayan," ujar Minarti.

"Ke depannya saya berharap dia bisa lebih bersemangat, lebih disiplin di dalam dan luar lapangan. Hasil itu menjadi awal yang bagus buat Grego, jadi kesempatan ini jangan disia-siakan. Saya berharap dia bisa lebih fokus dan maksimal di latihan," Minarti menegaskan.

(fem/nds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads