Anthony lolos setelah menyingkirkan pemain India, Kashyap Parupalli, pada pertandingan babak pertama di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Rabu (25/10/2017). Anthony harus bertanding rubber game sebelum menang 21-23, 21-18, 21-17.
"Kurang puas sama penampilan hari ini, seharusnya lebih cepat 'dapet' permainannya. Dari awal mau beradaptasi dari main monoton ke nambah variasi itu kurang cepat. Tetapi saya merasa menang dari segi stamina, pergerakan kaki lawan di game ketiga tidak secepat di game pertama dan saya bisa memanfaatkan ini," ungkap Anthony, pemain jebolan klub SGS PLN Bandung, kepada badmintonindonesia.org.
"Kunci kemenangan di game kedua dan game ketiga adalah berani 'ngadu' di depan net. Kalau di game pertama, saya inginnya 'angkat' bola atau dorong ke belakang terus," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu bertemu Hu Yun di Jepang, permainan saya sama seperti permainan di sini waktu game pertama tadi, monoton. Hanya asal reli saja, pukulannya tidak ada tekanannya. Seharusnya lebih banyak variasi pukulan," kata Anthony.
Dari nomor tunggal putri, Hanna sukses mengatasi perlawanan wakil Rusia, Evgeniya Kosetskaya, dengan skor 21-16, 24-22.
"Alhamdulillah hari ini saya bisa menang. Di game kedua saya mengubah cara main, tetapi malah lawan saya cocok dengan pola yang saya terapkan," kata Hanna.
"Walaupun menang dua game langsung, saya merasa belum keluar semua permainannya. Semoga besok saya bisa mengeluarkan semua kemampuan saya," tambahnya.
Hanna Ramadini (Tim Humas Dan Social Media PP PBSI) |
Hanna sudah ditunggu pemain China, Chen Yufei, di babak kedua. Kedua pemain tercatat belum pernah saling berhadapan.
"Memang kami belum pernah bertemu. Nanti malam saya akan menonton video pertandingannya dan mempelajari permainan dia, yang pasti saya mau berusaha dulu," tutur Hanna.
(mfi/cas)












































Hanna Ramadini (Tim Humas Dan Social Media PP PBSI)