Test event bulutangkis bertajuk Indonesia Masters 2018 sejatinya akan digelar pada 28 Januari-3 Februari mendatang. Istora rencananya akan menjadi lokasi penyelenggaraan turnamen yang levelnya sudah meningkat dari grand prix gold menjadi super series ini.
Namun, dalam perjalanannya, PBSI dibuat galau. Sampai saat ini mereka belum menerima surat resmi dari Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC). Padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan secara lisan dengan Sekretaris Jenderal INASGOC Eris Herryanto dan Wakil Deputi I Bidang Olahraga INASGOC Djoko Pramono terkait penggunaan Istora Senayan pada Januari 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami sampai sekarang masih berupaya untuk mendapat kepastian," kata Budiharto.
Budiharto tak ingin berspekulasi soal lokasi pertandingan karena ada beberapa aspek yang sudah kadung didefinitifkan oleh Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Pertama jadwal sudah masuk di BWF, kemudian kota dan tempat sudah didefinitifkan.
"Jadi kami tidak bisa di luar kota Jakarta. Sementara di Jakarta pun Istora menjadi satu-satunya venue yang memiliki 4 lapangan, venue lainnya hanya tiga lapangan. Kami tidak bisa menggunakan tiga lapangan karena levelnya sudah naik ke super series dari sebelumnya grand prix gold," katanya.
PBSI masih berharap ada titik temu dari persoalan ini. Mereka berharap bulan ini bisa terselesaikan. "Apalagi ini tinggal sepekan lagi. Minimal kami mendapat kepastiannya dulu untuk bisa menetapkan langkah selanjutnya," kata Budiharto.
Selain itu, hal ini berkaitan dengan rencana BWF untuk meninjau lapangan. "Biasanya jika levelnya di atas GPG pasti akan ada peninjauan dari BWF. Ya, semoga ada berita baik dan mereka memberi dispensasi khusus," Budiharto mengharapkan.
(mcy/mfi)











































